Menang Tanpa Mengalahkan

Bacaan: Lukas 6:27-36.

Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. (Lukas 6:27).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Dalam berinteraksi dengan sesama, kita pasti pernah mengalami konflik. Saat itu terjadi, biasanya, kita akan berusaha untuk memenangkannya. Kita tidak mau kalah, apalagi jika merasa berada pada posisi yang benar.

Konflik ini biasanya berujung pada tindakan yang saling memusuhi, menyakiti, dan melukai. Bahkan, tindakan yang paling ekstrem adalah membunuh. Hal ini bisa kita katakan sebagai “manusiawi”. Pasalnya, kita memang sudah terbiasa berpikir bahwa musuh harus dikalahkan dengan cara apa pun.

Namun, Yesus menawarkan cara lain dalam menghadapi konflik. Sebuah alternatif agar kita menang tanpa ada yang merasa kalah. Caranya dengan mengasihi musuh. Hukum Taurat mengatakan, “… nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki…” (Kel. 21:23-24). Kepada pendengar-Nya, Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu!”

Yesus memerintahkan agar kita berbuat baik dan berdoa bagi mereka (ayat 27). Mengasihi berarti membalas kejahatan dengan kebaikan (ayat 29). Cara ini akan memutus lingkaran setan akan hasrat balas dendam (ayat 30). Yesus juga menegaskan bahwa berbuat baik tidak boleh hanya dilakukan kepada orang baik. Akan tetapi, kita juga harus melakukannya kepada orang yang berbuat jahat kepada kita (ayat 33-35).

Jika telah melakukannya, Allah akan membalasnya dengan kebaikan kepada kita. Dengan begitu, orang-orang akan melihat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dengan kata lain, Yesus mengatakan kita harus melakukannya karena Allah, sebagai Bapa kita, juga melakukannya (ayat 36).

Ada dua hal penting dalam prinsip mengasihi musuh. Ketika melakukannya, kita juga sedang mengalahkan ego pribadi. Kedua, kita juga sedang mengalahkan sifat buruk musuh tanpa dia merasa kalah. Alasannya, kebaikan kita akan membuatnya malu dengan perbuatannya sendiri. Itu akan menghancurkan kekerasan serta dendam dalam hatinya. Amin

Doa :

Tuhan, kami menyadari seringkali kami mementingkan ego kami. Kami tidak peduli dengan orang lain di sekitar kami. Untuk itu kami mohon ya Allah, kiranya Roh KudusMu menuntun kami untuk merubah ego kami menjadi kasih yang berasal dari Engkau, sehingga kami saling mengasihi satu dengan yang lain. Amin. (Tri Setyowati – Kulwo).

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *