Bacaan:
“Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.” (1 Korintus 1:26)
Renungan:
Ada seorang pemuda yang telah berumur dan masih terus mencari pasangan hidup yang ideal. Suatu hari, ia menemukannya. Si gadis cantik dan pintar namun ia batal menikahinya sebab gadis itu tidak bisa memasak !
Lalu ia mencari lagi dan akhirnya menemukan gadis yang bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Bahkan si gadis pandai memasak. Ya, masakannya luar biasa lezat karena ia punya usaha restoran sendiri. Hebat bukan? Namun pemuda ini tak bisa menikahinya karena sang wanita tak pandai merawat diri. la tidak bisa make up sendiri, memakai pakaian pun tak pernah mengikuti mode dan tren yang ada.
Jadi pemuda itu pun pergi meninggalkannya. la mencari lagi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sampai akhirnya menemukan seorang gadis yang menurutnya sangat sempurna. la begitu cantik, masakannya melebihi restoran bintang lima, dan yang terpenting ia begitu cerdas. la sempurna ! Tapi, pemuda ini tak bisa menikahinya. Mengapa? Sebab gadis ini sedang mencari pria yang sempurna !
Ada orang yang juga demikian, ia mencari perusahaan yang sempurna. la ingin punya pendapatan seperti yang diharapkan. la mau memiliki atasan dan teman kerja yang ideal, yang semuanya sesuai dengan kriterianya. Apa itu mungkin ? Sepertinya tidak. Mengapa? Karena dunia penuh dengan kekurangan di sana-sini.
Ketidaksesuaian yang ada sudah semestinya tidak membuat kita stress, namun menyikapinya dengan bijak. Misalnya, teman kerja yang tak bersahabat, yang tak sempurna dapat memacu kita untuk belajar memahami orang, belajar bersabar, dan seterusnya.
Renungkanlah, Allah pun saat menerima kita, la tidak melihat, tidak mencari kesempurnaan dalam diri kita. Lalu mengapa kita malah menuntut agar orang di sekitar kita sempurna? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain sebagaimana Engkau mau menerima kelebihan dan kekuranganku. Amin. (Dod).