Menyandarkan Diri pada Roh Kudus

Bacaan: Kisah Para Rasul 4:13-31

Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. (Kisah Para Rasul 4:13).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Peristiwa gempar yang menggoncang dunia biasanya dilakukan para tokoh besar, orangnya sudah terkenal, dan biasanya dari kaum terpelajar. Namun, apa yang diperbuat oleh Petrus dan Yohanes dalam bacaan pagi ini boleh dibilang sebagai peristiwa yang dilakukan oleh “orang tak terpelajar, namun membuat gempar”.

Petrus dan Yohanes telah membuat gempar kompleks bait Allah di Yerusalem dengan tindakan menyembuhkan orang lumpuh. Orang-orang keheranan. Mereka menatap Petrus dan Yohanes dengan heran dan beranggapan kedua murid Yesus itu telah membuat orang lumpuh itu berjalan karena kuasa atau kesalehan Petrus dan Yohanes sendiri.

Kegemparan dan kegoncangan orang-orang di Yerusalem itu semakin bertambah dengan kotbah perdana Petrus yang lantang mewartakan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus telah mati, disalibkan, bangkit, naik ke sorga, dan mengutus Roh Kudus yang menyertai para muridNya. Petrus, orang tak terpelajar bekas nelayan dari Danau Galilea itu mampu berkata-kata mengajarkan karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan melakukan berbagai mujizat kesembuhan bagi orang sakit.

Bacaan Kitab Suci pagi ini mencatat, banyak orang yang mendengar pengajaran para murid Yesus itu menjadi percaya, sehingga jumlah mereka yang percaya menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.

Kegemparan dan kegoncangan itulah yang membuat para pemuka agama Yahudi, kepala pengawal bait Allah, dan kaum Saduki marah besar kepada Petrus dan Yohanes, lalu menangkap mereka untuk diadili di hadapan Mahkamah Agama. Para pemuka agama dan kaum Saduki sangat marah, karena bagi mereka apa yang dikotbahkan Petrus dan apa yang telah diperbuat merupakan ancaman yang mengganggu ajaran dan keyakinan agama Yahudi.

Karena para pembesar agama Yahudi itu juga melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Kemudian mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang. Para pemuka agama Yahudi kemudian berunding dan bermaksud membendung kegemparan dan kegoncangan dengan menyuruh dan mengancam para rasul untuk dilarang berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.

Semakin keras ancaman dan larangan para pemuka agama Yahudi kepada para rasul tidak mematahkan semangat Petrus dan Yohanes dan para murid lainnya untuk semakin bertekun dalam mewartakan nama Yesus yang membawa keselamatan bagi manusia. Mengapa mereka justru makin berani dan bersemangat? Karena mereka menyandarkan diri pada kekuatan Roh Kudus.

Benar, para rasul bukan berasal dari golongan masyarakat terpandang, bahkan mereka bukan pula dari kalangan terpelajar. Tetapi mereka berserah penuh bahwa Roh Kudus yang menyertai dan memampukan untuk berkata-kata dan melakukan perbuatan besar mujizat dalam nama Yesus Kristus.

Para rasul terus memohon kepada Tuhan: “Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” (Kis 4:30).

Doa:

Tuhan Allah Bapa kami, kami memohon ampun, karena kami sering meninggalkan Roh Kudus dalam laku hidup kami. Ajarlah kami untuk rendah hati, mengakui keterbatasan-keterbatasan kami, dan jadikan kami pribadi yang mengandalkan Roh Kudus-Mu dalam setiap laku hidup kami. Amin. (JJW – Kulwo).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *