Orang Bijaksana itu Berwibawa

Bacaan: Amsal 24:1-12; Efesus 4:17-24.

“Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat.” (Amsal 24:5).

Bacaan Lainnya

Renungan:

“Bijaksana” berarti memiliki kebijaksanaan atau sifat yang penuh pertimbangan, arif, dan cerdas dalam bertindak dan mengambil keputusan. sedangkan “Berwibawa” berarti memiliki pengaruh, dihormati, dan disegani karena memiliki sikap dan perilaku yang menunjukkan kepemimpinan dan daya tarik.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, pagi ini kita belajar dari Kitab Amsal yang menuntun kita dalam menjalani kehidupan. Bahwa dalam keseluruhan kegiatan kita: bekerja, bermasyarakat, terlebih dalam berjemaat, kita dituntut untuk melakukannya dengan bijak yaitu penuh pertimbangan, arif, dan cerdas dalam bertindak dan mengambil keputusan. Ini semua bukan hanya menurut pemahaman secara pribadi, tetapi juga dapat dilakukan dengan meminta saran dari orang lain sehingga kebijakan yang kita ambil bukanlah kebijakan personal karena sudah melibatkan pihak lain. Dan ternyata, dalam kenyataannya bahwa orang yang bijak dalam setiap langkah kehudupannya itu, oleh orang lain atau masyarakat diterima sebagai orang yang berwibawa. Memiliki pengaruh, dihormati dan disegani.

Di sisi lain, Kitab Efesus 4:17-24 mengajarkan kepada kita untuk hidup sebagai “Manusia Baru”. Rasul Paulus kepada jemaat Efesus menegaskan, “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia” (Efesus 4:17).

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, saat ini kita sudah menjadi umat kepunyaan Allah, sudah meninggalkan hidup lama yang sia-sia dan menjalani kehidupan yang baru.

Maka marilah kita menjalani kehidupan dengan penuh kebijaksanaan, sehingga atas perbuatan bijak tersebut kita diterima oleh masyarakat, bahkan kita dapat berpengaruh, dihormati dan disegani. Bukan untuk menjadi kesombongan diri, tetapi atas penerimaan yang baik dari masyarakat itu kita sudah melakukan tugas panggilan Allah sebagai “garam” yang memberikan pengaruh baik/enak/nyaman dan menjadi “terang” yang mampu memberikan saran dan contoh perbuatan yang baik. Jadi orang bijak itu berwibawa. Tuhan memberkati.

Doa:

Tuhan, mampukanlah kami menjadi orang bijak yang tidak memegahkan diri sehingga kami ditolak dan dibenci; tetapi mampukanlah menjadi orang bijak sejati yang dapat memberikan pengaruh yang baik di lingkungan masyarakat dimanapun kami tinggal. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin (Tim Adminweb/Eg Sugeng – Ngringin).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *