Pelita Tubuh

Lavc55.18.102

Bacaan: Lukas 11:33-36.

Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya. (Lukas 11:33).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Mata adalah anggota tubuh kita untuk menerima terang. Jika mata itu sehat, maka seseorang dapat sepenuhnya menerima dan menggunakan terang. Jika mata itu rusak, maka secara fisik kegelapan akan meliputi seseorang dan dirinya akan mengalami kesulitan dan keterbatasan untuk dapat melihat dan beraktivitas lainnya.

Seorang kawan yang mengalami disabilitas penglihatan pernah bersaksi, ketika dirinya mengalami kebutaan pada saat-saat awal, kegelapanlah yang dia hadapi dan rasakan dalam kesehariannya. Namun kemudian ia merasakan perubahan yang luar biasa dalam indra fisik tubuhnya, ia menjadi begitu peka pendengarannya. Ia menjadi begitu bisa mengenali berbagai suara dan menjadikan suara yang didengarnya menjadi panduan dalam sikap dan perilakunya. Itulah berkat anugerah. keadilan dan kemahakuasaan Tuhan Sang Pencipta.

Saudaraku, bacaan Kitab Suci pagi ini mengingatkan kembali kita bukan hanya kepada mata fisik kita. Lebih utama sesungguhnya pada mata rohani kita. Mata rohani kita yang menggerakkan sikap, motivasi, dan keinginan kita diarahkan kepada kehendak Allah, sehingga terang Firman-Nya masuk ke dalam hati kita untuk menghasilkan berkat, buah, dan keselamatan. Namun, jika keinginan kita tidak difokuskan pada perkara Allah, maka penyataan dan kebenaran Allah tidak akan memiliki dampak yang bermanfaat.

Pagi ini kita diingatkan agar senantiasa menyelidiki kehidupan kita untuk memastikan bahwa mata rohani kita benar-benar mampu menguduskan kita dan membaharui kehidupan batin kita. Apakah kita menanggapi pengajaran dan pembacaan firman Tuhan dengan roh yang semakin mengasihi Allah ataukah kita masih terbelenggu oleh dosa dan kematian batin?

Jika keadaan yang terakhir itu yang menguasai diri kita, maka mata rohani kita masih jahat dan seluruh tubuh kita penuh dengan kegelapan. Kita harus mengaku dosa kita, bertobat dan memisahkan diri dari segala godaan keinginan yang mendorong kita kepada kegelapan.

Saudaraku, sekali lagi orang yang bijak akan senantiasa menyalakan pelita dan meletakkan di atas kaki dian agar pelita itu dapat menerangi sekelilingnya, bukan justru meletakkan di kolong rumah yang tersembunyi.

Doa:

Bapa Sorgawi. Mampukanlah kami agar mata rohani kami melihat terang firmanMu dengan benar, sehingga sikap, motivasi dan perilaku hidup kami seturut dengan kehendakMu. Amin. (Tim Web).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *