Pemimpin yang Bijaksana

Bacaan: Nehemia 5:1-13.

Kataku: “Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Bukankah kamu harus berlaku dengan takut akan Allah kita untuk menghindarkan diri dari cercaan bangsa-bangsa lain, musuh-musuh kita?” (Nehemia 5:9).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saudara terkasih, dari bacaan Nehemia 5 :1-13 dikisahkan bagaimana keadaan rakyat kecil atau rakyat miskin mendapatkan tindakan yang tidak membuat sejahtera dari penguasa yang memimpin pada waktu itu. Baik dari pungutan pajak maupun perlakukan aturan-aturan yang dibebankan oleh penguasa pada masyarakat.

Kemudian muncul sosok pribadi yang dipakai Tuhan untuk membenahi keadaan tersebut, sosok utusan Tuhan itu ialah Nehemia. Beliau mangadakan persidangan besar untuk mengingatkan kepada pemimpin yang ada saat itu.

Kemudian Nehemia diberi kesempatan untuk memimpin. Bedanya dengan pemimpin yang lama, Nehemia memimpin dengan bijaksana dengan lebih mementingkan dan memperhatikan kaum kecil atau kaum miskin dengan meniadakan berbagai kewajiban yang membebani. Inilah bedanya pemimpin yang mengandalkan pimpinan Tuhan dengan pemimpin yang lama.

Saudara terkasih, mungkin kisah seperti di atas juga masih bisa dijumpai di masa sekarang ini. Bagaimana saat ini kita sebagai umat pengikut Kristus menjalani kehidupan ini. Apapun status sosial kita pasti ada masa di mana kita berada diposisi sebagai pemimpin, baik pemimpin keluarga, pemimpin warga, pemimpin ditempat kerja, pemimpin dikomunitas rohani, pemimpin dalam kepanitiaan dan pemimpin-pemimpin lainnya.

Belajar dari Nehemia, tentunya kita juga diharapkan bisa memimpin dengan baik, bijaksana tidak memandang rendah kepada setiap pribadi yang dipimpin. Pemimpin yang mengandalkan penyertaan Tuhan tentunya akan memperhatikan setiap keluhan dan pergumulan dari massa yang dipimpin untuk menjadi lebih sejahtera.

Sebagai pemimpin hendaklah tidak mencari kekurangan bawahan untuk menindas ataupun untuk memperdaya melainkan untuk mengatasi dan mengentaskan dari setiap beban dan pergumulan yang ada. Nats bacaan dari Nehemia 5:9 pagi ini menunjukkan, bahwa sebagai umat yang menjadi pengikut Yesus Kristus tidak selayaknya melakukan hal yang menindas maupun menyengsarakan setiap pribadi yang dipimpinnya. Maka, “Takut akan Allah” dalam menjalankan kepemimpinan akan membawa setiap kita untuk terhindar dari cercaan orang lain maupun musuh.

Kiranya Roh Kudus senantiasa menuntun setiap kita untuk menjadi pemimpin di manapun dengan bijaksana dan membawa kesejahteraan kepada bawahan. Semua itu untuk kemuliaan Nama Tuhan yang memberi kita panggilan dan kesempatan. Amin. (Rusmadi Dwi Antoro – Kulwo).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *