Rencana Tuhan di Balik Kepahitan

Bacaan: Rut 1:18-22.

Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai. (Rut 1:22)

Bacaan Lainnya

Renungan:

Kepahitan hidup merupakan salah satu masalah yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia. Tidak jarang orang menjadi putus asa karenanya. Bahkan, ada saja orang yang akhirnya menyalahkan dan meninggalkan Tuhan. Ketika sedang mengalami kepahitan, kita sering bertanya, “Apa rencana Tuhan atas semua ini? Mengapa Tuhan membiarkan kita mengalaminya?”.

Naomi adalah seorang yang mengalami kepahitan besar dalam hidup. Kelaparan membuat dia, suaminya Elimelekh, dan kedua anaknya pergi dari Betlehem-Yehuda ke Moab. Mereka pindah ke sana untuk menghindari wabah kelaparan tersebut. Di sana ia justru mengalami masalah bertubi-tubi. Elimelekh dan kedua anaknya, yang sudah menikah dengan perempuan Moab (Orpa dan Rut), meninggal.

Ia bersama kedua menantunya menjadi janda. Akibatnya, tidak ada yang dapat menjamin keberlangsungan hidup mereka. Hal ini membuat Naomi mengalami penderitaan dan kepahitan. Oleh karena itulah, ketika pulang ke kampung halamannya, ia tidak mau dipanggil Naomi melainkan Mara (pahit) karena kondisinya yang sudah habis-habisan (20-21).

Masalah demi masalah telah menghalangi mata iman Naomi untuk melihat rencana Tuhan yang baik. Rencana tersebut adalah Rut yang setia mengikuti Naomi dan telah berkomitmen menyembah Yahweh, Allahnya Naomi. Lebih jauh lagi, kita dapat melihat rencana Allah yang lebih besar kepada umat-Nya. Melalui Rut, garis keturunan Sang Mesias yang dijanjikan untuk menyelamatkan umat-Nya –Yesus – terbentuk.

Kisah hidup Naomi ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah merancang hal buruk. Pergumulan dan permasalahan apa pun, tidak perlu sampai membutakan mata rohani kita untuk melihat rencana baik Tuhan.

Percayalah, Tuhan bisa bekerja dan menggenapi rencana-Nya di dalam hidup kita dengan cara yang ajaib, termasuk melalui kepahitan hidup. Tiap kali pergumulan datang, ingatlah akan Tuhan dan segala kebaikan-Nya. Kita perlu senantiasa bersyukur atas penyertaan-Nya.

Doa:

Tuhan Bapa kami, mampukanlah kami untuk dapat melewati peristiwa buruk bahkan kepahitan-kepahitan yang menjadikan hidup kami terpuruk. Ajarkanlah dan kuatkanlah kami untuk tetap setia kepada-Mu sehingga kami dapat melampaui penderitaan dan kepahitan hidup yang menerpa kami. Amin. (GTP – Gunungsari).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *