Sensitivitas

Bacaan: Kolose 3:5-17.

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (Kolose 3:12).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Sensitivitas dapat membuat seseorang segera mengambil minum saat mendengar teman batuk-batuk, atau segera pamit bertamu hanya karena melihat tuan rumah melirik jam dinding. Orang dengan sensitivitas tinggi cenderung lebih peka terhadap rangsangan dari lingkungan dan memiliki respon yang lebih kuat terhadap situasi yang intens.

Tidak hanya meninggalkan marah, geram dan kejahatan, jemaat Kolose juga diajarkan supaya memiliki belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Karena itu, sensitivitas diperlukan agar umat mudah memahami sesama. Sensitivitas menolong umat menjadi lebih memililiki empati, kreatif, dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

Malangnya, memiliki sensitivitas tinggi mudah membuat orang terpengaruh oleh suasana hati orang lain.Hal ini berpotensi bisa merusak pengalaman mereka, karena berlebihan dalam memikirkan orang lain. Mereka rentan terhadap kecemasan, stres, depresi, dan kelelahan secara emosional.

Mengingat hakikat orang percaya adalah kasih, maka semestinya kita memiliki sensitivitas untuk mampu mengolah rasa peka, supaya tidak meracuni diri sendiri manakala kita mendengar, melihat, atau menerima stimulus negatif. Di sinilah peran kesabaran kita mesti kuat menahan, tetap tenang dan tidak mudah patah hati menghadapi tantangan.

Mari senantiasa ijinkan damai sejahtera Kristus senantiasa memerintah kita, sehingga hikmat Tuhan senantiasa memenuhi hati kita.

Doa:

Bapa kami yang di surga, asahlah kepekaan hati kami untuk menjadi pribadi yang peduli, bukan untuk menjadi pribadi yang mudah tersinggung. Amin. (Suratmi – Grogol).

 

 

Pos terkait