Bacaan: Kisah Para Rasul 16:9-15.
Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, … (Kisah Para Rasul 16:14-15a).
Renungan:
Shalom, damai sejahtera Kristus beserta kita.
Saat ini kita memasuki Minggu Paskah ke VI. Beberapa hari ke depan akan kita peringati kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga serta menantikan hari Pentakosta yang akan dirayakan bersamaan ‘Pisungsung Undhuh-undhuh’.
Bacaan kita pagi ini mengisahkan awal perjumpaan Lidia dengan Paulus, Silas di kota Filipi. Ini kota pertama dari bagian perjalanan para rasul di Makedonia. Lidia mendengarkan kabar sukacita Injil, dan Tuhan membuka hatinya untuk menerima Kristus. Ia pun dibaptis oleh Paulus bersama dengan seisi rumahnya. Semuanya dimulai dari kesediaan seorang perempuan bernama Lidia yang menyambut Kristus sebagai Juru Selamatnya. Dialah orang di belahan daratan Eropa yang pertama bertobat dan memberi diri dibaptis.
Rupanya Lidia dikenal sebagai pribadi yang ramah, baik hati, dan selalu menolong pekerjaan pemberitaan Injil. Ia dengan penuh sukacita memberikan tumpangan bagi para rasul (ayat 15). Pada bagian lain diceritakan Lidia menolong mereka dari kesusahan akibat pemberitaan Injil. Lidia merupakan sosok perempuan yang takut akan Allah (lih. Kisah PR 17:4). Bahkan kualitas karakter Lidia, yakni keramahtamahannya sangat berkesan bagi jemaat Filipi (bdk. Flp. 1:5, 4:10).
Lidia adalah seorang ibu yang berasal dari kota Tiatira. Ia adalah seorang Yahudi dan pebisnis kain ungu yang sukses. Dari bisnisnya itulah Lidia dikenal sebagai “penjual kain ungu dari kota Tiatira”. Kain ungu pada saat itu adalah komoditas barang berharga yang hanya dapat dibeli oleh orang tertentu. Tidak hanya berbisnis, Lidia adalah seorang pelayan Tuhan yang baik. Ia turut serta dalam pertumbuhan jemaat Kristen, serta melibatkan diri dalam upaya pemberitaan Injil.
Dari kisah ini kita belajar bahwa semua orang memiliki kapasitas untuk menjalankan tugas dan panggilan Allah. Tidak hanya terbatas pada orang-orang dengan karakteristik tertentu, namun semua talenta dapat diarahkan untuk memuliakan nama-Nya.
Allah memberi ruang bagi setiap umat-Nya untuk mempersembahkan diri serta melayani-Nya. Mungkin kita sering merasa kurang percaya diri karena tidak pandai berbicara atau merasa tidak memiliki talenta. Justru perasaan seperti itulah yang menghambat kita. Asal kita mau menyediakan diri kita seutuhnya, Tuhan pasti berkenan memakai kita untuk kemuliaan nama-Nya.
Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Allah Bapa Surgawi, terimakasih atas penyertaan dan perlindungan-Mu. Mohon ampunilah segala dosa kami, dan senantiasa bukakan hati kami untuk menerima kebenaran Firman-Mu. Mampukan kami untuk turut serta melayani pekerjaan-Mu untuk memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus. Amin. (Markus Winoto – Karanganom).
https://shorturl.fm/68Y8V
https://shorturl.fm/j3kEj
https://shorturl.fm/FIJkD
https://shorturl.fm/a0B2m
https://shorturl.fm/ypgnt