Bacaan: Lukas 11:14-23.
Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” (Lukas 11:14-15).
Renungan:
Perikop bacaan pagi ini menceritakan sebuah kisah menarik. Ketika Yesus sedang mengusir setan yang menguasai seseorang yang membisukan, banyak orang menjadi takjub dan keheranan. Namun di tengah situasi gempar yang mengherankan orang banyak, tetap saja ada di antara mereka yang mencemooh, mencibir, dan merendahkan. Yesus sudah berbuat baik, tetapi tetap diolok-olok, dicari-cari kelemahannya.
Orang banyak justru menuduh Yesus telah mengusir setan dengan kuasa Beelzebul si penghulu setan. Yesus menjawab tuduhan orang banyak itu dengan menegaskan: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.”
Lantas Yesus justru bertanya balik untuk menyadarkan orang banyak: “Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya?”
Yesus menjawab tuduhan orang banyak tersebut dengan mengatakan bahwa jika tuduhan tersebut benar, maka berarti Setan mengusir setannya sendiri.
Saudaraku, bacaan Kitab Suci pagi ini mengingatkan kita bahwa Yesus tetap mengasihi orang banyak meski diriNya dicemooh, dicibir, dan direndahkan. Mengapa demikian? Karena Dia tahu jalan pikiran orang banyak yang merendahkan, mencibir dan mengolok-olok itu.
Yesus menunjukkan kepada orang banyak itu, ketika hati dan pikiran dikuasai kebencian dan kehendak untuk merendahkan orang lain, maka pikiran menjadi tidak runtut sehingga sulit menelaah dan menilai apakah seseorang dipehuni kuasa Allah atau kuasa jahat.
Doa:
Bapa Sorgawi, ajarkanlah dan mampukanlah kami untuk senantiasa bisa menjaga hati dan pikiran kami tidak terjebak untuk mencemooh, merendahkan orang lain. Mampukanlah kami untuk menerima orang lain dan mengerti bahwa kuasa Allah menyertai orang-orang yang setia mengikuti-Mu. Amin. (Tim Web).