Bacaan: Kisah Para Rasul 3:11-16.
Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?” (Kisah Para Rasul 3:12).
Renungan:
Rendah hati barangkali menjadi salah satu perilaku yang sulit didapati dalam kehidupan masa kini. Jaman kekinian yang katanya sangat dikendalikan oleh algoritma media sosial. Semua cenderung terdorong berlomba-lomba menjadi yang terbaik, yang paling terkenal, yang paling populer, dan seterusnya.
Namun, bacaan Kitab Suci pagi ini justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Meskipun terjadi peristiwa yang mencengangkan sekaligus menggemparkan khalayak, peristiwa seorang penderita lumpuh bisa pulih dan mampu berjalan-jalan tidak membuat orang-orang yang terlibat menjadi jumawa merasa paling mampu menyembuhkan.
Saat Petrus dan Yohanes melintas, orang lumpuh itu menatap dan meminta sedekah dari mereka. Petrus menjawab bahwa emas dan perak tidak ada padanya. Namun, apa yang Petrus punyai akan dia berikan kepada orang itu. Saat Petrus memegang orang itu untuk membantu berdiri dan mengucapkan: “Demi Nama Yesus Kristus orang Nasaret itu, berjalanlah!”, maka seketika orang itu dapat berdiri dan berjalan.
Orang lumpuh itu sembuh. Ia dapat berjalan. Ia melompat-lompat kegirangan, dan mengucap syukur kepada Allah. Hal ini yang membuat khalayak takjub dan tercengang dengan apa yang terjadi. Orang itu kemudian tetap mengikuti ke mana Petrus dan Yohanes berjalan-jalan di komplek Bait Suci.
Petrus kemudian memberikan kotbah kepada khalayak Serambi Salomo. Ia menegaskan, bahwa yang memberikan kesembuhan bukan dirinya. Yang menyembuhkan adalah hamba-Nya, yaitu Yesus Kristus orang Nasaret yang justru telah ditolak oleh orang-orang Yahudi. Yesus yang telah disalibkan, yang telah mati, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah. Petrus menegaskan, bahwa karena kepercayaan dalam nama Yesus Kristus, Nama itulah yang menguatkan dan memberikan kesembuhan pada orang lumpuh tersebut.
Saudaraku terkasih, pagi ini kita diingatkan oleh sikap dan perilaku Petrus dan Yohanes yang selalu rendah hati berjumpa dengan siapapun. Petrus dan Yohanes merasa bahwa orang lumpuh itu bisa pulih dan berjalan karena kesalehan mereka. Petrus menegaskan, bahwa kuasa nama Yesus Kristuslah yang memberikan pemulihan kepada orang yang memohon dan mempercayakan kesembuhan kepada-Nya.
Doa:
Allah Bapa Sorgawi, mampukanlah dan ajarkanlah kami untuk senantiasa rendah hati. Hindarkanlah kami dari perilaku yang menyombongkan kesalehan kami. Amin. (Tim Adminweb).