Teguh Memelihara Harapan

Bacaan: Ibrani 6:13-20.

Kata-Nya: “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak. ” Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan  kepadanya. (Ibr 6:14-15)

Bacaan Lainnya

Renungan:

Pernahkah kita memperhatikan orang-orang yang dengan teguh memelihara harapan? Petani di Gunungkidul adalah salah satu contohnya. Berbeda dengan petani di daerah lain yang dapat menanam setiap saat, petani di Gunungkidul menggantungkan pertaniannya pada air hujan, mulai bulan oktober sampai April di tahun berikutnya. Proses penggarapan lahan pertanian di Gunungkidul dimulai sebelum hujan turun. Mulai dari mluku (membajak) juga mencangkul dengan tangan untuk membalik tanah, memberikan pupuk kandang atau ngrabuk, nggaru (meratakan tanah setelah dibajak0, membersihkan sampah daun kering dan nggaleng (memperbaiki pematang). Saat hujan tiba, petani mulai menebar dan menanam bibit (tandur) dan nyebar. Proses terus berlanjut nyulami (mengganti tanaman yang mati), matun (membersihkan rumput), dan dhudhuh sampai pada saatnya memanen hasil.

Mengapa dapat dikatakan bahwa merekalah orang yang teguh memelihara harapan? Kalau bukan orang yang teguh memelihara harapan, mana mungkin saat terik matahari di musim kemarau mereka mulai mengolah tanah. Satu hal yang menyemangati mereka, bahwa hujan pasti akan datang, dan ada panen yang melimpah. Keyakinan, keteguhan dan semangat inilah yang telah diwariskan dari generasi ke generasi sampai saat ini.

Saudara terkasih, sebagaimana kisah Abraham, Allah berjanji bahwa Ia akan menjadikan keturunan Abraham menjadi bangsa yang besar, dan memberkati Abraham serta membuat namanya masyhur dan akan menjadi berkat.  Allah memberikan janji-janji kepada Abraham karena ia memiliki iman, iman yang dibuktikan dengan tindakan-tindakannya yang taat. Karena keyakinannya kepada Allah, ia mengerahkan segenap hatinya untuk berusaha melaksanakan semua yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia juga dengan setia mengajar anak-anaknya untuk mengikuti jalan hidup Allah, sehingga kita mengenal Abraham sebagai bapa orang beriman.

Kita sebagai pengikut Yesus Kristus, mungkin sekali waktu  kita pernah  meragukan janji dari Tuhan.  Seringkali kita sudah memohon dan meminta dengan doa-doa kita, saat belum dikabulkan oleh Tuhan, kita kemudian menyalahkan ‘kok Tuhan tidak mendengarkan doa saya dan tidak mengabulkannya’.

Melalui bacaan pagi ini kita diingatkan kembali agar kita senantiasa memegang teguh akan janji Tuhan, bahwa janji Tuhan pasti akan terjadi dan digenapi. Tetap berserah dan tetap meminta dengan sungguh-sungguh dan tulus, Allah pasti akan menepati janji Nya. Sebagaimana petani memelihara harapan, demikian juga kita sebagai pengikut Kristus juga harus memelihara harapan akan penggenapan janji Tuhan.

Tidak ada harapan yang lebih besar dari anugerah keselamatan yang dijanjikan Tuhan di surga kelak. Mari kita senantiasa meyakini bahwa kita semua akan mendapatkannya di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita dan  menjadi Imam Besar  sampai selama-lamanya.

Doa:

Mampukanlah Tuhan agar kami mampu memelihara pengharapan yang Tuhan curahkan bagi kami dan seluruh ciptaan-Mu. Amin. (ELM, Gunungsari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *