Merdeka Itu Bukan Semau Kita

Bacaan: Yehezkiel 20:18-32.

“Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia,” (Yehezkiel 20:19).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, “Merdeka” adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kebebasan dan kemandirian. Ada dua kata kunci, yaitu bebas dan mandiri.

Bebas dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak terikat oleh aturan, hukum, atau kekuasaan lain yang membatasi, maka oleh kebanyakan orang memahami bahwa kalau sudah merdeka, maka mereka bebas melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya. Benarkah demikian?

Pagi ini kita belajar dari kitab Yehezkiel 20:18-32 yang merupakan bagian dari perikup yang berjudul “Kasih dan hukuman Allah dalam sejarah Israel”. Ketika para tua-tua Israel meminta petunjuk kepada Yehezkiel tentang bagaimana menggembalakan bangsa Israel yang tidak setia kepada Tuhan, dalam doanya, Yehezkiel mendapat jawaban dari Tuhan bahwa bangsa Israel setelah dibebaskan dari penderitaan di Mesir tidak menggunakan kebebasan yang bertanggung jawab, tetapi kebebasan yang kebablasan (semaunya sendiri). Ini yang menyebabkan Tuhan sering murka dan ingin membinasakan bangsa Israel, tetapi Tuhan selalu ingat akan kasih setianya bahwa bangsa Israel adalah umat pilihanNya, maka kemurkaanNya selalu dapat dikendalikan dan diurungkanNya.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, sama seperti bangsa Israel, kita yang sudah dimerdekakan, kita sudah dibebaskan dari belenggu dosa, juga memahami kebebasan yang samau kita. Kita melakukan banyak hal sesusi dengan keinginan kita, sesuai dengan tujuan kita, padahal sudah ada batas-batas yang harus kita taati sehingga terkadang Tuhan murka kepada kita. Kita melupakan satu kata yang mengiringi kata bebas, yaitu mandiri.

Mandiri berarti memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dan mengatur diri sendiri. Sebagai umat kepunyaan Tuhan, berarti kita harus dapat membuat keputusan dan mengatur diri yang tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Mari kita syukuri bahwa kita sudah dimerdekakan dari dosa, kita terbebas dari hukuman maut, tetapi kita juga harus menyatakan kebebasan yg mandiri, yang tidak menimbulkan murka Tuhan. “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia,” (Yehezkiel 20:19).

Doa:

Terima kasih atas kemerdekaan yang Tuhan berikan. Mampukan dan kuatkan kami untuk menjalani kemerdekaan itu dengan tetap hidup menurut ketetapan dan peraturan yang dari Tuhan. Amin (Tim Adminweb/Egn. Sugeng).

 

 

Pos terkait