Kontradiksi

Bacaan: Matius 10:34-42.

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Matius 10:37).

Bacaan Lainnya

Renungan

Kontradiksi adalah kondisi di mana ada pertentangan atau konflik antara dua hal atau lebih yang saling berlawanan, sehingga keduanya tidak mungkin benar.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, ketika kita membaca awal perikop ini, yaitu ayat 34: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” seolah kita berada dalam situasi kontradiksi (pertentangan) dengan sifat Yesus yang datang untuk membawa damai. Dinyatakan bahwa Yesus datang dengan membawa pedang yang dapat kita pahami sebagai sosok yang kejam dan bahkan pembawa kematian. Benarkah Yesus mempunyai sifat yang kejam?

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, bukan sifat kejam yang dimiliki Yesus, tetapi Tuhan Yesus tidak mau dinomor-duakan. Yesus harus menjadi prioritas atau minimal harus sama dalam tindakan kasih. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Matius 10:37) Kita tidak diperkenankan mengasihi keluarga dan sesama melebihi dari tindakan kasih kepada Tuhan. Hal ini juga diperintahkan dalam Hukum Kasih, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama dengan tidak mengutamakan salah satunya.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, walaupun Tuhan meminta kita mengasihiNya lebih atau sama seperti kita mengasihi keluarga kita, bukan berarti Tuhan meminta diperlakukan secara istimewa, tetapi cukup dengan tindakan yang sederhana dan tulus. Memberi secangkir air sejuk kepada salah seorang kecil yang adalah murid Kristus, maka Tuhan sangat berkenan kepada kita.

Mari kita nyatakan tindakan kasih kepada Tuhan dengan cara mengasihi sesama kita. Dengan tindakan kecil dan sederhana, jika kita lakukan dengan tulus maka Tuhan sangat berkenan kepada kita. Tuhan tidak melakukan tindakan yang kontradiksi, tetapi sebaliknya yaitu tautologi di mana sebuah pernyataanNya selalu benar dan tidak bisa salah, sehingga merupakan bentuk konsistensi. Tuhan adalah pengasih dan penyayang.

Doa

Tuhan, mampukanlah kami untuk menyatakan kasih secara tulus walau hanya dengan perbuatan yang kecil dan sederhana. Mampukanlah kami untuk tidak mementingkan diri sendiri sehingga tindakan kami berkenan kepadaMu. Amin. (Tim Adminweb / Egn. Sugeng).

 

 

Pos terkait