Bacaan: Ayub 21:1, 17-34.
Bencana untuk dia disimpan Allah bagi anak-anaknya. Sebaiknya, orang itu sendiri diganjar Allah, supaya sadar; (Ayub 21:19).
Renungan:
Sadar diri, atau kesadaran diri, adalah kemampuan untuk memahami pikiran, perasaan, kekuatan, kelemahan, dan tindakan diri sendiri secara objektif. Ini melibatkan kesadaran akan emosi, kebutuhan, dan bagaimana diri kita bereaksi terhadap situasi, yang memungkinkan kita untuk mengelola emosi dengan lebih baik, membuat keputusan yang lebih bijak, dan memahami diri sendiri serta orang lain dengan lebih baik.
Saudataku yang dikasihi Tuhan, bacaan hari ini menceriterakan tentang ungkapan perasaan Ayub kepada teman-temannya, bahwa ada orang-orang yang melakukan pelanggaran tetapi tidak mendapat hukuman secara langsung, tetapi kadang hukumannya ditimpakan kepada keturunannya. Hal ini mebuat orang terus melakukan pelanggaran (dosa), karena dianggap aman aman saja, bahkan terlihat hidupnya semakin sukses. “Bencana untuk dia disimpan Allah bagi anak-anaknya.” (Ayub 21:19a).
Ayub berpandangan jika hukuman Tuhan itu diberikan langsung kepada setiap orang yang melakukan pelanggaran, pasti setiap orang akan sadar dan selalu berusaha untuk tidak berbuat dosa. “Sebaiknya, orang itu sendiri diganjar Allah, supaya sadar;” (Ayub 21:19b) Ini disampaikan sebagai jawaban atas tuduhan bahwa Ayub menderita seperti yang dialami karena berdosa kepada Allah.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, apakah kita juga menyaksikan bahkan mengalami sendiri, bahwa ketika orang lain atau kita sendiri melakukan pelanggaran, rasanya aman, menyenangkan, sehingga perbuatan itu menjadi kebiasaan. Ada orang yang senang mencuri, bukan karena terdesak oleh kebutuhan, tetapi ia akan merasa puas jika dapat melakukannya dan berhasil. Tindakan ini disebut kleptomania.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, melalui ungkapan perasaan Ayub, kita disadarkan bahwa:
- Tuhan tidak mengijinkan orang melakukan pelanggaran,
- Pelanggaran yang kita lakukan pasti akan menerima hukuman,
- Jika kita mendapat hukuman, bukan berarti Tuhan tidak mengasihi, tetapi agar kita menyadari dan tidak mengulanginya lagi,
- Tuhan tidak merancang penderitaan bagi umatNya, tetapi terkadang Tuhan mengijinkan penderitaan itu terjadi dan kita alami agar kita sadar bahwa ada Allah yang sanggup membantu kita untuk mengatasi semua peristiwa yang kita jalani.
Doa:
Tuhan Allah kami yang Maha Kasih, pagi ini Engkau menyadarkan kami bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam setiap kehidupan kami. kami berserah dan memohon penyertaanMu agar setiap perbuatan kami berkenan keoadaMu. Amin. (Tim Adminweb / EGS – Ngringin).





