Belajar Taat Agar Tidak Tersesat

Bacaan: Bilangan 15:32–41 dan Ibrani 12:3–17.

Renungan:

Bacaan Lainnya

Saudara-saudara yang terkasih, hari ini firman Tuhan kita ambil dari Bilangan 15:32–41 dan Ibrani 12:3–17. Keduanya mengingatkan kita untuk hidup taat kepada Tuhan dan jangan menyepelekan firman-Nya.

Di kitab Bilangan ada cerita seorang Israel yang ketahuan mengumpulkan kayu pada hari Sabat. Bagi kita mungkin itu kelihatan sepele: hanya kumpul kayu. Tetapi bagi Tuhan, itu pelanggaran serius, karena Sabat adalah hari kudus. Akhirnya orang itu dihukum mati. Dari sini kita belajar bahwa dosa sekecil apa pun tetaplah dosa. Kalau dibiarkan, dosa bisa merusak seluruh hidup kita. Kalau kita petani, kita tahu bahwa rumput liar di sawah awalnya kecil saja. Tapi kalau dibiarkan, lama-lama bisa merambat dan menghisap makanan dari padi. Akhirnya padi tidak bisa tumbuh baik. Begitu juga dosa: kalau kita biarkan, akhirnya merusak hati dan hidup kita.

Lalu Tuhan menyuruh orang Israel membuat rumbai-rumbai di ujung pakaian mereka dengan benang biru. Tujuannya supaya setiap kali melihat rumbai itu, mereka teringat pada perintah Tuhan. Tuhan tahu manusia mudah lupa. Sama seperti kita di kampung: kalau mau ke sawah biasanya kita siapkan cangkul, arit, atau bekal. Kalau tidak disiapkan, bisa saja lupa. Begitu juga dalam hal rohani: kita mudah lupa firman Tuhan kalau tidak ada pengingatnya. Kita sekarang tidak pakai rumbai di jubah, tapi kita punya Alkitab, doa, dan ibadah. Itulah pengingat bagi kita. Kalau kita rajin baca firman, berdoa, dan beribadah, kita akan terus diingatkan untuk hidup benar. Tapi kalau malas, hati kita jadi kosong dan mudah diisi hal-hal yang menyesatkan.

Dari kitab Ibrani, kita diingatkan untuk melihat teladan Yesus. Yesus rela menderita dan menanggung salib demi kita. Firman Tuhan bilang: jangan cepat putus asa, sebab penderitaan kita belum sebanding dengan penderitaan Yesus. Jadi kalau kita sedang menghadapi sakit, kesulitan ekonomi, atau masalah keluarga, mari jangan cepat menyerah. Ingat bahwa Yesus sudah berkorban lebih dulu untuk kita.

Firman Tuhan juga mengajarkan bahwa didikan Tuhan adalah tanda kasih-Nya. Sama seperti orangtua yang tidak segan menegur anaknya, bahkan dengan rotan kalau nakal, begitu juga Tuhan mendidik kita. Memang teguran itu sakit, tapi tujuannya baik. Kita diajar supaya hidup disiplin, sabar, dan bertumbuh jadi lebih baik. Kitab Ibrani juga memperingatkan kita dengan contoh Esau, yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan. Ia lebih memilih kenyamanan sesaat daripada berkat Tuhan yang kekal. Itu sama saja seperti orang yang menjual bibit unggul hanya untuk membeli makanan sekali makan. Padahal bibit itu bisa menghasilkan banyak panen untuk masa depan. Jangan sampai kita lebih memilih kesenangan sementara dan melupakan berkat Tuhan yang jauh lebih besar.

Saudara-saudara, dari Bilangan kita belajar bahwa melawan Tuhan mendatangkan hukuman, sedangkan dari Ibrani kita belajar bahwa ketaatan mendatangkan berkat. Tuhan mengasihi kita, itulah sebabnya Ia mendidik dan mengingatkan kita. Mari kita belajar hidup taat, supaya tidak tersesat.

Doa :

Tuhan Allah yang penuh kasih, kami bersyukur untuk firman-Mu hari ini. Engkau telah mengingatkan kami melalui kisah umat Israel dan ajaran dari surat Ibrani, bahwa hidup taat kepada-Mu jauh lebih penting daripada mengikuti keinginan hati kami sendiri. Ampunilah kami, Tuhan, bila sering kali kami lupa dan menyepelekan perintah-Mu. Tolonglah kami supaya rajin berdoa, rajin membaca firman-Mu, dan setia beribadah. Berilah kami hati yang kuat menghadapi kesulitan, dan ajar kami melihat setiap teguran serta didikan-Mu sebagai tanda kasih sayang-Mu. Ya Tuhan, jadikan kami umat yang hidup damai, saling mengasihi, dan mengejar kekudusan. Jangan biarkan kami menukar berkat yang kekal dengan kesenangan dunia yang sesaat. Amin. (Elisabeth Sulasmi – Kulwo).

 

Pos terkait