Bersediakah Kamu Dipakai Tuhan?

Bacaan: Hakim-hakim 4:17-23, 5:24-31a; Wahyu 12:1-12.

Bersiaplah, sebab  inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau? (Hakim-hakim 4:14).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Setelah Ehud penyelamat Bangsa Israel pada masa Raja Aglon meninggal, bangsa Israel kembali melakukan dosa di hadapan Tuhan. Karena itu, Tuhan membiarkan mereka ditindas oleh Raja Yabin dari Kanaan selama 20 tahun. Raja Yabin memiliki panglima perang bernama Sisera yang memiliki 900 kereta besi.

Di masa itu, Debora, seorang nabiah dan hakim, memimpin bangsa Israel. Tuhan menyuruhnya memanggil Barak untuk memimpin pasukan melawan Sisera. Namun Barak mau maju hanya jika Debora ikut besertanya. Debora pun setuju, tapi menubuatkan bahwa kemenangan akan datang melalui seorang perempuan, bukan Barak.

Dalam peperangan, Tuhan membuat pasukan Sisera kacau, dan Sisera melarikan diri ke kemah seorang perempuan bernama Yael, istri Heber. Saat Sisera tertidur karena lelah, Yael membunuhnya dengan patok kemah. Itulah saat musuh besar itu dikalahkan bukan oleh tentara, tapi oleh seorang perempuan pemberani.

Debora, seorang hakim dan nabi wanita yang memimpin dengan hikmat dan keberanian, demikian juga Yael, seorang ibu rumah tangga tanpa bersenjata perang, namun mengalahkan musuh dengan keberanian yang luar biasa. Mereka bukan prajurit, namun keduanya memainkan peran besar dalam membebaskan bangsa Israel. Karena keberanian Debora, Barak, dan Yael, bangsa Israel menang dan akhirnya hidup damai selama 40 tahun.

Tuhan memakai orang yang setia, bukan yang paling kuat. Banyak dari kita warga jemaat entah itu anak, pemuda, dewasa, usia lanjut, pria ataupun wanita merasa tidak “berguna” atau merasa tidak dapat berperan bagi Tuhan atau jemaat gereja kita. Kita mungkin merasa tidak memiliki talenta yang besar, tidak memiliki keberanian yang besar, tidak memiliki ide-ide cemerlang, tidak memiliki uang yang melimpah, tidak memiliki badan yang kuat.

Tapi ingat, Tuhan telah memberi kita teladan yaitu Debora yang tidak diceritakan sebagai seorang pejuang, dia hanya duduk di bawah pohon, mendengar perkara dan memberi hikmat. Namun dari tempat duduknya, Tuhan menyampaikan rencana-Nya bagi umat-Nya.

Tuhan tidak melihat kemampuan, tapi ketaatan. Demikian juga dengan Yael yang bukan seorang prajurit, dia seorang ibu rumah tangga, tapi dia berani bertindak saat Tuhan sendiri memberi kesempatan. Ia tidak menyerahkan Sisera kepada orang lain. Ia bertindak sesuai yang bisa dia lakukan, di tempat di mana Tuhan menempatkannya.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus, kisah ini mengingatkan kita bahwa bagaimanapun kondisi kita, bukan penghalang untuk dipakai Tuhan, karena tubuh kita adalah milik Tuhan. Melalui hal-hal sederhana, sekecil apapun, Tuhan pasti berkenan. Tuhan tidak mencari tangan yang kuat, tapi hati yang rela. Kiranya kita semua, di usia berapa pun, di keadaan kita seperti apapun, tetap meminta pada Tuhan: “Tuhan, pakailah aku sesuai kehendak-Mu.

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau sudah menang atas maut. Pakailah kami semua, dari yang muda sampai yang tua, untuk menjadi alat kasih dan terang-Mu. Ajar kami berani seperti Debora dan setia seperti Yael. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin. (Revnus Gadang Dermawan – Prambanan Sleman).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *