Bacaan: Keluaran 33: 1-6.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah kaupimpin keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu.” (Keluaran 33:1).
Renungan:
Shalom! Memasuki dan menghayati minggu Prapaskah ke-2, kita diingatkan untuk kembali mengoreksi diri dan kembali dalam kehidupan yang senantiasa mengandalkan Tuhan. Dari bacaan Keluaran 33, kita diingatkan dan belajar bagaimana perjalanan bangsa Israel dibebaskan dari pembuangan hanya oleh karena Allah mengasihi mereka untuk dibawa menuju ke tanah perjanjian untuk dinyatakan sebagai objek kasih Allah dicurahkan (diceritakan di ayat sebelum bacaan).
Saudara terkasih, Allah adalah kasih dan setia. Kasih setianya nyata. Hal ini perlu kita imani, bagaimana tidak? Allah yang ingin menyatakan kasihnya kepada bangsa Israel direspon berbalik oleh bangsa Israel. Bangsa Israel merespon kasih Allah justru dengan tindakan yang membuat Allah kesal. Bangsa Israel dalam perjalanan menuju ke tanah perjanjian yang dirasa sangat berat melalui berbagai pergumulan, sehingga bangsa Israel malah membuat patung lembu emas untuk disembah.
Bangsa Israel tidak menunjukkan respon yang tepat kembali meminta pertolongan kepada Allah yang telah membebaskan mereka. Bahkan karena Allah itu Allah yang Maha tahu (melihat apa yang dilakukan bangsa Israel) sampai memberi cap kepada bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk (keras kepala dan tidak mau menurut).
Akan tetapi Allah tidak membiarkan mereka, dan Allah memakai pribadi-pribadi (Musa dan malaikat) untuk mengajak bangsa Israel kembali pada jalan Tuhan untuk bisa menikmati janjinya menuju tanah perjanjian yang penuh dengan susu dan madu. Hal ini juga menjadi bukti bahwa kasih Allah itu tetap dan Allah juga setia atas janji-Nya. Allah tidak putus asa untuk membawa umat-Nya kembali dalam kehidupan yang penuh sukacita, walaupun Allah tahu bahwa umatnya itu sering kali membuatnya kecewa bahkan tegar tengkuk terhadap-Nya.
Saudara terkasih, apakah kita mau bahagia dan mau menikmati tanah perjanjian yang penuh susu dan madu yang Allah janjikan itu? Memaknai penghayatan masa Prapaskah ini marilah kita senantiasa mengoreksi diri dalam perenungan bahwa Allah itu kasih dan setia. Maka tetaplah dalam pengharapan akan kasih Allah dan berbahagialah setiap kita dimasa kehidupan baru ini. Seperti tertulis di kitab Roma 4: 6-8, menurut Daud menyebutkan berbahagialah setiap kita karena kita sudah dibenarkan oleh kasih karunia Allah, berbahagia karena kita sudah diampuni, berbahagialah karena dosa-dosa kita ditutupi dan pelanggaran kita yang tidak diperhitungkan lagi.
Allah penuh kasih dan setia, maka mari kita respon dengan baik dan benar senantiasa mengoreksi diri dan pertobatan akan kesalahan dan dosa kita, kembali mengandalkan kasih tuntunan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita. Terlebih menuju peringatan Paskah di mana Allah menyatakan kasih yang sempurna kepada umat-Nya untuk kembali masuk dalam persekutuan-Nya.
Saudaraku, Allah tidak langsung menemui umat-Nya secara langsung, tetapi Allah memakai pribadi-pribadi yang Allah percayai untuk membawa umat-Nya kembali dalam hidup selaras dengan rancangan Allah. Tuhan bisa memakai suami, istri, anak-anak, saudara atau siapapun di sekitar kita untuk menegur di mana kita melakukan hal yang melenceng dari rel yang Tuhan sediakan. Maka jangan tegar tengkuk, buka hati dengan sukacita untuk menerima supaya kasih Allah nyata dalam kehidupan kita.
Selamat menghayati masa Prapaskah 2025. Kiranya kita dimampukan untuk bisa menikmati karya Allah yaitu damai sukacita hidup dalam tanah perjanjian yang berlimpah-limpah susu dan madu.
Roh Kudus menyertai kita, Amin. (Rusmadi Dwi Antoro).