Bisa Karena Terbiasa

Bacaan: Ibrani 10:19-27.

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibrani 10:25).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Kemampuan melakukan suatu pekerjaan dapat diraih dengan berlatih melakukan pekerjaan tersebut secara berulang. Sering diistilahkan “bisa karena terbiasa”. Ya, kepandaian dan kepiawaian seseorang melakukan suatu pekerjaan atau tindakan bisa diasah dengan cara berlatih secara kontinyu, dengan disiplin, dan tentunya butuh pelatih atau mentor yang membimbing dengan benar dan tepat.

Kata “ibadah” merupakan terjemahan dari istilah Ibrani yang dalam Perjanjian Lama dikenal sebagai “avodah” atau “abodah”. Kata ini serumpun dengan bahasa Arab yang kemudian diserap dalam bahasa Indonesia sebagai “ibadah” atau “ibadat”. Makna dasar ibadah dalam bahasa Ibrani adalah “pekerjaan”. Jadi, melakukan pekerjaan sesungguhnya bermakna melakukan ibadah atau ibadat.

Dalam perkembangannya, pengertian ibadah mengalami “penyempitan” makna menjadi pekerjaan dalam hal kerohanian saja, semacam ritual kebaktian, puji-pujian, dan semacamnya. Hal ini makin dipertegas dalam makna ibadah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang menjelaskan kata “ibadah” adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Saudaraku terkasih, bacaan Alkitab pada pagi ini mengajarkan tentang pentingnya kebiasaan, ketekunan, dan kesetiaan atau konsistensi mengikuti pertemuan-pertemuan peribadatan. Karena melalui peribadatan kita membentuk diri dan dibentuk atau semakin terasah dan semakin diasah satu sama lain. Melalui pertemuan peribadatan dan perjumpaan dengan orang lain, kita sesungguhnya dilatih dan melaih diri untuk untuk semakin diperlengkapi satu sama lain menjadi semakin bertambah pengertiannya, terasah kepeduliannya, dan meningkat kepiawaian kita melakukan sesuatu pekerjaan.

Mari kita kembali kepada makna yang lebih luas dari kata ibadah. Mari melaksanakan segala pekerjaan yang menjadi tugas atau kebutuhan kita dengan sebaik-baiknya, dengan sepenuh hati, setia, dan sepenuh penuh tanggung jawab. Segala pekerjaan yang kita lakukan kita landasi sebagai wujud bakti kepada Tuhan yang telah memelihara kehidupan kita. Dengan melakukan setiap pekerjaan yang dipercayakan kepada kita, maka kita telah berlatih dan menjadi terbiasa sehingga kita mampu atau bisa karena terbiasa.

Doa:

Allah Bapa yang Maha Baik, terima kasih untuk setiap pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan dan percayakan kepada kami. Mampukanlah dan kuatkanlah Tuhan agar kami semakin terasah pemahaman kami, kemampuan kami, ketrampilan kami, melalui setiap pekerjaan dan penugasan yang telah Engkau percayakan kepada kami, sehingga kami semakin mengerti dan menyadari bahwa setiap langkah kami adalah bakti dan ucap syukur kami kepada Engkau yang memelihara hidup kami. Amin. (Tim Adminweb).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar