Bacaan: Bilangan 11:1-17 dan 1 Petrus 3:1-18.
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (1 Pet 3:2-3).
Renungan:
Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Di tengah keraguan dan pencobaan, iman menjadi pegangan. Kedua bacaan ini meskipun berasal jaman yang berbeda, ternyata menyajikan tema yang sama, yakni tentang pentingnya iman dan ketaatan kepada Allah.
Dalam Bilangan 17 dikisahkan perselisihan yang terjadi di antara bangsa Israel. Masing-masing suku membawa tongkatnya untuk menunjukkan siapa yang dipilih Allah untuk memimpin. Musa, atas perintah Tuhan meletakkan tongkat Harun di hadapan Tabut Perjanjian, dan hanya tongkat Harunlah yang bertunas. Ini adalah tanda yang jelas tentang pilihan Allah.
Allah tidak dapat dimanipulasi. Siapa yang dipilih Allah adalah yang memang hatinya dekat dan berkenan kepada- Nya. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya mentaati perintah Tuhan dan memiliki iman yang teguh, bahkan di saat kita sulit atau bahkan tidak mampu memahami rencana-Nya.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Rasul Petrus dalam suratnya yang kedua memceritakan tentang pengejekan yang neragukan janji kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus. Mereka mempertanyakan mengapa janji itu terpenuhi. Petrus mengingatkan bahwa waktu Tuhan tidak sama waktu kita. Tuhan sabar dan memberikan kesempatan bagi semua orang yang bertobat. Daripada mempertanyakan mengapa waktu belum tiba, kita semestinya mempersiapkan diri. Kita dipanggil untuk hidup kudus dan saleh sambil menantikan kedatangan-Nya.
Lantas, apa yang dapat kita pelajari kedua bacaan itu? Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, setidaknya terdapat 3 pelajaran penting bacaan pagi ini, yaitu:
Pertama, iman harus didasarkan pada firman Tuhan, bukan apa yang kita lihat atau rasakan. Firman Tuhan menuntun kita memahami apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita, kendati kita berada dalam perselisihan atau dalam menghadapi situasi sulit lainnya.
Kedua, kita harus sabar dalam menantikan janji Tuhan. Orang yang percaya memiliki harapan akan masa depan yakni dikenali Yesus saat kedatangan-Nya nanti. Tongkat Harun maupun peringatan Rasul Petrus tentang kedatangan Tuhan yang kedua, mengajak kita untuk hidup penuh harapan dan ketaatan,
Ketiga, kita harus hidup sesuai dengan iman kita, menunjukkan kepada dunia bahwa kita pengikut Kristus. Iman menguatkan kita menjadi saksi Kristus dengan membawa kebaikan dan cinta kasih dalam kehidupan kita, dan kita pun telah menghadirkan Allah.
Bagaimana selama ini aku beriman dalam keraguan? Apakah aku tetap mengandalkan dan melibatkan Tuhan saat aku mengalami perselisihan dan situasi sulit?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada keraguan dan pencobaan. Kita mungkin bertanya mengapa doa kita belum terjawab atau mengapa kita harus mengalami kesulitan? Kita harus ingat bahwa Tuhan selalu bekerja dalam hidup kita, bahkan ketika kita tidak memahaminya. Marilah kita memperkuat iman kita melalui doa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sambil bersekutu dengan sesama orang percaya.
Doa:
Allah Bapa Surgawi yang kami kenal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, perkenankan kami mengucap syukur dan terimakasih atas berkat dan penyertaan-Mu. Kami boleh menapaki hari-hari yang telah kami tinggalkan, boleh memasuki bulan baru di akhir tahun 2024 ini. Ya Tuhan bimbing dan tutunlah kami dalam menapaki hari dan bulan yang baru di akhir tahun ini. Bulan ini banyak hal yang harus kami hadapi dan kami selesaikan. Berilah kami, kekuatan, ketabahan dan kebijakan dalam menyelesaikan segala perkara, jauhkan dari hal yang meragukan dan pencobaan yang akan terjadi. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (SDR – Karanganom).