Jadilah Setia

Bacaan: II Tawarikh 24:17-24, Kisah Para Rasul  6:1- 7, 7:51-60.

Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. (Kis 6:7).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita diingatkan kembali akan pentingnya kesetiaan melalui kisah-kisah yang terdapat dalam bacaan kita pagi ini, dari II Tawarikh 24:17-24 dan Kisah Para Rasul 6:1-7, 7;51-60.

Dalam II Tawarih 24, kita melihat bagaimana raja Yoas, meskipun pada awalnya melakukan hal yang benar di mata Tuhan, namun akhirnya menyimpang dan tidak setia pada perjanjiannya dengan Tuhan. Akibatnya bangsa Yehuda mengalami kesengsaraan.

Dalam Kisah Para Rasul 6:1-7 dan 7:51-60, dikisahkan contoh yang bertolak belakang, yakni kesetiaan di tengah pertumbuhan jemaat yang pesat, muncul permasalahan dalam pelayanan kepada para janda dan orang miskin. Para Rasul dengan bijaksana memilih tujuh diaken untuk membantu mereka. Stefanus salah satu diaken yang dipilih, menjadi saksi yang setia akan Yesus Kristus. Meskipun dianiaya dan dibunuh, ia tetap teguh dalam imannya.

Dalam konteks zaman sekarang, panggilan untuk setia semakin relevan. Kita hidup di dunia yang serba cepat dan penuh godaan. Banyak hal yang dapat mengalihkan perhatian kita dari Tuhan, dan membuat kita tidak setia pada panggilan kita yakni panggilan untuk hidup suci dan mengabdi kepada Allah.

Dari kedua kisah di atas, kita diingatkan akan panggilan kita. Kesetiaan bukanlah sekedar tindakan satu kali, melainkan sebuah komitmen seumur hidup. Kesetiaan berarti tetap teguh pada iman kita, bahkan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Kesetiaan berarti melayani Tuhan dengan sepenuh hati, tanpa pamrih yang salah satunya dapat ditampilkan melalui pelayanan kepada sesama.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, marilah kita merenungkan kembali komitmen kita kepada Tuhan. Apakah kita sudah menjadi saksi yang setia bagi Kristus di tengah dunia yang semakin sekuler ini?

Marilah kita memperbaharui komitmen kita untuk menjadi orang-orang yang setia. Marilah kita belajar  dari teladan Stefanus dan Para Rasul lainnya. Semoga seperti Stefanus, kita ditemukan setia oleh Tuhan sampai akhir hidup kita.

Doa:

Alah Bapa Surgawi yang kami kenal di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, perkenankan kami mengucap syukur dan terimakasih atas berkat dan penyertaan-Mu. Kami boleh menapaki hari-hari yang telah kami tinggalkan, hampir berakhir tahun 2024 ini. Ya Tuhan, jadikanlah kami anak-Mu yang setia dalam melaksanakan perintah-Mu untuk setia. Berilah kami  kekuatan, ketabahan dan kebijakan dalam menyelesaikan segala perkara. Jadikanlah teladan seperti Stepanus, yang telah menjadi teladan dan pelayan-Mu yang setia. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (SDR – Karanganom).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *