Bacaan: Markus 8:22-26.
Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. (Mark 8:25).
Renungan:
Banyak orang yang mengatakan saat ini kita sudah memasuki jaman serba langsung jadi. Jaman serba instan istilahnya. Tahun 90-an orang sudah keheranan mendapati layanan pasfoto bisa ditunggu alias langsung jadi. Kini, hampir apapun bisa didapati atau diperoleh dengan cara serba langsung jadi atau dikerjakan serba instan.
Produk dan layanan serba instan kini nampak hadir di mana-mana. Mulai dari hal yang sepele, seperti: kopi seduh siap minum, mie rebus instan, wedang uwuh instan, thiwul instan, dan sebagainya. Hal-hal yang serba kilat langsung jadi bahkan merambah ke dunia pendidikan. Ada seseorang yang tiba-tiba ramai diberitakan meraih gelar sarjana, magister, doktor dengan sekolah secepat kilat.
Dalam dunia kesehatan, juga sering kita dapati penjual obat yang mempromosikan obat berkhasiat hebat. Ada obat manjur yang ditawarkan sekali minum apapun sakit-penyakit bakal sembuh. Ada penjual salep oles, semua penyakit kulit yang diderita bakal sirna tuntas-tas.
Kisah penyembuhan orang buta di Betsaida ini adalah kejadian satu-satunya saat Yesus menyembuhkan secara berangsur-angsur. Peristiwa ini menunjukkan bahwa tidak semua penyembuhan harus terjadi dalam seketika, karena dalam kasus tertentu kemenangan kuasa Ilahi atas penyakit akan terjadi secara bertahap.
Pada saat pertama Yesus berusaha menyembuhkan orang buta itu dengan tindakan menyerupai penyembuh tradisional yang biasa dilakukan, yaitu memegang orang buta itu dan meludahi matanya, kemudian meletakkan tangan-Nya di atasnya. Ketika Yesus menanyakan orang itu apakah sudah bisa melihat, ia menjawab: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Artinya, orang itu sudah berangsur bisa melihat, namun masih kabur penglihatannya.
Kemudian Yesus, mengulang kembali upaya menyembuhkan dengan cara meletakkan tangan-Nya di atas kepada orang itu. Hasilnya, penglihatan orang itu sembuh sempurna. Ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
Saudara-saudaraku terkasih, bacaan Kitab Suci pagi ini menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa segala sesuatu tidak selalu bisa diperoleh secara instan, tidak bisa serba langsung jadi. Kita dapat belajar dari kisah penyembuhan yang dilakukan Yesus pada orang buta di Betsaida yang tidak langsung sembuh sempurna seketika. Ada proses, ada usaha yang dilakukan Yesus dan ada tanggapan yang dilakukan oleh orang sakit untuk menuju proses kesembuhan, baik itu hati yang terbuka dan sikap dan perilaku pasrah dengan pengharapan penuh.
Mari terus belajar memahami, bahwa tidak semua hal bisa diperoleh dengan cara serba langsung jadi.
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah kami karena kami sering keliru memahami segala sesuatu yang kami pinta kepada-Mu akan kami nikmati serba langsung jadi. Mampukanlah dan ajarilah kami untuk setia melakoni setiap perkara sebagai cara Tuhan menggembleng kami menjadi pribadi tangguh untuk menapaki perjalanan hidup. Amin. (TRS – Kulwo).