Bacaan: Matius 18:1-7.
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (Matius 18:7).
Renungan:
Saudara-saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus. Sapaan firman pagi ini menceritakan bagaimana Yesus mengingatkan para murid agar jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain. Karena orang yang melakukan itu bakal mendapatkan celaka. Tuhan Yesus menghendaki supaya para murid waspada terhadap situasi kehidupan, sekali lagi agar jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi berkat bagi orang lain? Atau kita malah menjadi batu sandungan bagi orang lain?
Pagi ini, Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita, bahwa Ia memanggil kita supaya mampu menjadi berkat bagi orang lain. Sekali lagi Tuhan Yesus mewanti-wanti kepada kita supaya jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Maka dari itu, kita perlu mengupayakan dengan sungguh-sungguh agar apa yang kita lakukan, baik ucapan maupun perilaku kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tutur kata dan perbuatan kita hendaknya bisa mendatangkan kekuatan bagi orang lain, memberikan pengharapan, penuh kasih dan penghiburan bagi sesama kita, sehingga hanya damai sejahtera serta interaksi saling membangun yang senantiasa hadir didalam kehidupan bersama sesama kita.
Mari kita bersama-sama melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita, sehingga hidup kita penuh berkat bagi sesama kita. Mari jadikan hidup kita menjadi penuh bermanfaat bagi sesama kita dan bukan malah sebaliknya menjadi batu sandungan.
Tuhan senantiasa memberikan kebijaksanaan kepada kita dalam menjalani hidup.
Doa:
Kami menyadari Tuhan, terkadang kami tidak sadar telah menjadi batu sandungan bagi sesama. Ampunilah kami ya Tuhan. Mampukan kami untuk dapat menjadi berkat bagi sesama kami, sehingga hanya damai sejahtera yang senantiasa hadir dalam kehidupan kami, dalam interaksi kami dengan sesama kami. Amin. (TRN, Karanganom).