Bacaan: Yeremia 3:19-25, Mazmur 36:5-10.
Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. Keadilan-Mu adalah seperti gugung- gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samodra raya yang hebat. Manusia dan hewan Kau selamatkan, ya TUHAN. Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. (Mazmur 36:5–7).
Renungan:
Hati Allah terluka oleh ketidaksetiaan umat-Nya. Dalam Yeremia 3:19-25, Allah digambarkan sebagai seorang Bapa yang penuh kasih, yang telah memberikan warisan yang indah kepada anak- anak-Nya. Namun umat-Nya berpaling dan melupakan Dia, memilih jalan mereka sendiri yang penuh dengan kesesatan.
Mereka meninggalkan mata air hidup dan menggali sumur yang bocor, yang tidak dapat menahan air (Yeremia 2:13). Meskipun demikian, di tengah kesedihan dan kekecewaan-Nya. Allah tetap membuka pintu pengampunan, dan menyampaikan seruan untuk kembali. Ia merindukan pertobatan dan pemulihan hubungan dengan umat-Nya. “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad “ (Yeremia 3:22). Allah membuktikan kasih dan kesabaran-Nya yang tak terbatas.
Dalam Mazmur 36:5-10, bersama Pemazmur, kita diajak memuji kasih setia dan keadilan Allah yang melampaui segala sesuatu. Kasih-Nya sampai “ke langit “ dan setianya sampai “ ke awan-awan”.
Keadilan-Nya digambarkan seperti gunung-gunung Allah, kokoh dan tak tergoyahkan. Di tengah kegelapan dan ketidakpastian dunia, kasih setia dan keadilan Allah menjadi sumber pengharapan dan kekuatan bagi umat-Nya.
Pemazmur mengakui, bahwa hanya di dalam Allah terdapat “sumber hayat” dan “terang“ yang sejati. Ini mengingatkan kita, bahwa di saat kita menjauh dari Allah seperti yang digambarkan dalam Yeremia, kita kehilangan sumber kehidupan dan terang kita.
Ada pesan yang kuat dalam kedua bacaan tersebut. Yeremia menggambarkan konsekuensi dari menjauh dari Allah yaitu kehilangan berkat dan mengalami kekecewaan. Sementara, Pemasmur mengingatkan kita akan sumber berkat dan kekuatan yang kita miliki didalam Allah. Keduanya mengajak kita untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan Allah.
Kesetiaan menjadi pintu rahmat, di mana kasih Allah terus dicurahkan kepada kita. Kita juga diingatkan, bahwa berpaling dan mengejar hal- hal duniawi yang fana dapat membuat kita kehilangan berkat dan akhirnya mengalami kekecewaan.
Melalui bacaan Kitab Suci pagi ini, kita senantiasa diundang kembali kepada Allah, mengakui kesalahan kita, dan menerima pengampunan- Nya yang besar. Hanya di dalam Dia kita menemukan kehidupan sejati dan kekal.
Doa:
Terimakasih Tuhan Yesus. Engkau telah membuka hati kami untuk merenungi hidup ini. Jika kami menjauh dari Allah, kami akan kehilangan berkat. Melalui bacaan Kitab Nabi Yeremia dan Mazmur pagi ini, kami merasa rindu untuk kembali dalam satu ikatan kasih TUHAN. Kami menyadari, sering kali kami menjauh dari pada-Mu, karena urusan duniawi dan sering tidak mengandalkan Engkau, itu semua karena kuasa kegelapan yang sering kali akan membawa kami dalam pencobaan. Kami menyadari ya Tuhan itulah kelemahan kami, mohon perlindungan dan kekuatan iman. Di dalam Tuhan Yesus kami mohon pertolongan. Amin. (Marinah Sudiro – Karanganom).