Kebahagiaan yang Sempurna

Bacaan: Imamat 25:1-19; Wahyu 19:9-10.

Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram. (Imamat 25:18).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Mustahil ada orang yang lebih suka sengsara daripada bahagia. Demi mendapatkan kebahagian, orang siap melakukan berbagai cara yang menurutnya atau menurut kata orang menjanjikan kebahagian. Namun berakhir dengan kekecewaan duka dan keputusasaan. Karena kebahagiaan sejati tidak berasal dari dunia ini, melainkan hanya bersumber dari Tuhan Yesus.

Menurut artinya, berbahagia bermakna merasa senang, puas, dan lega, serta menikmati kebahagiaan. Kebahagiaan juga dapat diartikan sebagai ketentraman hidup secara lahir dan batin.

Dalam kedua Bacaan Alkitab pagi ini, baik dari Imamat 25:1-18 dan Wahyu 19:9-19 memiliki kesamaan pesan. Pesan tersebut sangat didambakan setiap orang,  yakni kebahagian yang sempurna yang membuat orang akan senang, puas dan lega dan benar-benar menikmati kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut diberikan Tuhan dan hanya akan dialami serta dinikmati oleh setiap orang yang menyambut undangan Tuhan Yesus dengan penuh kesungguhan dan ketaatan.

Kebahagiaan tersebut dalam  Kitab Imamat 25:1-18 digambarkan sebagai tahun Yobel, tahun pembebasan dari segala penindasan, kehinaan, kemelaratan dan perhambaan. Kemudian kembali sebagai orang merdeka, sebagai pemilik tanah, sebagai ahli waris yang memiliki hak penuh atas tanah yang sebelumnya tergadaikan.

Kebahagian tersebut juga digambarkan dengan kebahagiaan orang yang diundang dalam perjamuan kawin Sang Anak Domba. Yang berarti turut dibawa masuk ke dalam Surga. Tidak mengingat lagi akan kesengsaraan di dunia karena dosa yang selama ini membelunggunya. Saat ini kita masih hidup di dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Tuhan sudah menjanjikan kebahagiaan sempurna itu kepada kita, dan untuk mencapainya, menyambut undangan Tuhan Yesus, Sang Anak Domba Allah yang menebus kita dari hukum dosa oleh darah-Nya.

Selanjutnya kita harus berjuang dalam  mengarungi samudera kehidupan menuju Pantai di Kota Permai. Perjuangan kita adalah hidup dalam kesetiaan dan  ketaatan kepada-Nya dan diwujudkan dengan kepedulian kita kepada sesama yang tertindas, sengsara dan terhina. Pada akhirnya apa yang Tuhan janjikan otomatis akan menjadi milik kita. Siapkah kita semua berjuang?

Doa:

Allah Bapa Surgawi, terimakasih engkau telah membuka mata hati kami.  Melalui  Firman- Mu, yang kami renungkan, kami boleh menelusuri perjalanan iman dan ketaatan yang kami lakukan. Kami ingin  melakukan ketetapan Tuhan dan tetap berpegang pada peraturan  Tuhan  serta melakukannya, maka dikemudian akan diam di tanah -Mu dengan aman tenteram. Serta kami akan  berbahagia karena akan  diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.  Karena kami meyakini, perkataan-perkataan dari Allah itu benar dan merupakan kebenaran. Kuatkan iman dan ketaatan  kami sehingga kami mampu menghadapi segala tantangan kehidupan yang akan terjadi sehingga kami layak menerima kebahagian yang sempurna. Didalam Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Sudiro – Karanganom).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *