Kenikmatan Dunia yang Sia-sia

Bacaan: Pengkhotbah 6:1-6

“Orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.” (Pengkhotbah 6:2).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, kita sering mendengar istilah “kenikmatan duniawi”. Kenikmatan duniawi adalah segala sesuatu yang berasal dari kehidupan dunia, yang dapat berupa materi, kesenangan fisik, atau kepuasan emosional. Kenikmatan duniawi mencakup segala bentuk kesenangan yang dapat dirasakan selama hidup di dunia, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pasangan hidup, harta benda, jabatan, dan popularitas.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, mari kita bayangkan: kita hidup mewah karena memiliki harta melimpah atas bisnis yang sukses. Makan suka-suka, beli apa saja bisa, piknik kemana saja bisa. Pokoknya serba bisa. Senang nggak ya? Pasti senang karena kita dapat menikmatinya.

Berikutnya, mari kita bayangkan bahwa kita punya bisnis sukses, harta melimpah, karyawan kita banyak dan berpenghasilan cukup, sehingga kehidupan karyawan berikut keluarganya hidup berkecukupan, tetapi kita sendiri sebagai pemilik dan pemimpinnya terkurung di kursi pimpinan karena banyak pesaing yang mengganggu, yang membuat kita tidak punya waktu istirahat, tidak sempat menikmati jerih payah kita, bahkan tidak punya waktu untuk keluarga.

Kesuksesan kita merupakan kesuksesan dunia (semu) yang sia-sia. “Orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.” (Pengkhotbah 6:2).

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, meskipun kenikmatan duniawi bersifat sementara, bukan berarti harus kita hindari.  Mari kita upayakan, mari kita terima, mari kita nikmati dan kita syukuri. Namun, penting bagi kita untuk tidak terlena atas nikmat dunia, tetapi mari kita gunakan dengan tetap mengutamakan kebahagiaan surgawi dengan menggunakan berkat dunia tersebut untuk kemuliaan Tuhan.

Doa:

Tuhan, terkadang kami terlena untuk memikirkan dan mengupayakan harta dunia sampai kami lupa waktu, lupa keluarga tetapi kami tidak dapat menikmatinya. Ketika kami memperolehnya, kami tidak mensyukurinya tetapi kami serakah, ingin lebih dan lebih banyak lagi. Ampuni kami ya Tuhan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin (Tim Adminweb / Egn. Sugeng).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *