Bacaan: Ibrani 11:1-17
Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal. (Ibrani 11:17).
Renungan:
Integritas adalah sikap yang menunjukkan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku. Salah satu ciri orang yang berintegritas adalah memiliki sikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya.
Menjelang Pilkada saat ini, semua orang diperhadapkan dengan pertimbangan untuk memilih calon pemimpin daerahnya. Dan salah satunya adalah akan memilih pasangan yang berintegritas dengan harapan pemimpin tersebut dapat melakukan pekerjaan dengan jujur, tulus dan dapat dipercaya untuk mensejahterakan. Tetapi, dalam kenyataan terkadang kita kecewa karena pemimpin itu mengingkari janjinya.
Bagaimana dengan kita? Sejauh mana kita menyatakan sikap yg selaras antara pola pikir, ucapan dan perbuatan kita? Yang terjadi sering bertolak belakang.
Pikiran, ucapan apalagi perbuatan sering bertolak belakang. Padahal kita menganggap bahwa kita adalah keturunan Abraham yang kita yakini sebagai BAPA ORANG BERIMAN. Lebih dari sekedar pikiran, ucapan dan perbuatan yang selaras, tetapi lebih dari itu kita harus melandasi seluruh sikap kita dengan iman dan percaya kepada Tuhan.
Seperti Abraham yang menjawab perintah Tuhan dengan, “Ya, siap laksanakan”; kita juga harus menjawab “ya, siap laksanakan” atas setiap tugas dan pelayanan yang kita terima. Dengan penuh integritas dan sepenuh iman. Lebih dari sekedar integritas.
Doa:
Tuhan mampukan kami untuk terus menjaga pikiran, ucapan dan tindakan kami menjadi satu bagian yang utuh. Ajarilah kami agar senantiasa mampu menjaga hidup lebih berintegritas. Amin. (YHM, Ngringin).