Bacaan: Mazmur 37:8
“Berhentilah marah dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.”
Renungan:
Marah adalah reaksi yang wajar bagi setiap makhluk di dunia ini. Bukan hanya manusia, bahkan hewan pun akan marah ketika kepentingannya diganggu. Bahkan mereka rela kehilangan nyawanya sendiri hanya demi melampiaskan kemarahannya. Lebah, semut, ular, kelabang, dan sejumlah serangga lain pun melakukan hal yang sama hanya untuk marah. Dan sebagian manusia pun rela melakukan hal yang sama. Mereka melukai diri sendiri hanya untuk membalas dendam.
Charles Buxton, seorang penulis berkebangsaan Inggris yang hidup di abad sembilan belas mengatakan, “Sifat cepat marah adalah sumbernya. Jarang ada yang lebih pahit dari pada merasa pahit. Racun seseorang meracuni dirinya lebih parah dari pada korbannya.” Jika seseorang tidak menguasai emosinya maka dialah yang akan dikuasai oleh emosinya. Dan saat itulah dia akan merasakan dampak negatif yang mungkin tidak pernah dipikirkan sebelumnya.
Kemarahan hanya menimbulkan luka bagi diri sendiri maupun orang lain. Luka itu tidak mudah hilang begitu saja. Mungkin orang akan menyimpan sakit hati dalam waktu yang cukup lama. Akibat hubungan kita dengan orang lain pun akan menjadi renggang. Bukan hanya itu saja, kemarahan akan menghambat berkat Tuhan yang sedianya diberikan bagi kita. Seperti ketika Musa di Meriba. Karena kemarahannya yang tidak terkendali, dia tidak diperbolehkan untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Kemarahan juga dapat membuat celah bagi dosa-dosa yang lainnya. Pembunuhan, pemerkosaan, pembasalan dendam, bully dan kekerasan di mana-dimana disebabkan karena amarah yang tidak terkendali.
Oleh sebab itu, kendalikanlah diri kita setiap saat. Kita harus sadar bahwa segala sesuatu tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Masalah bisa saja muncul sewaktu-waktu. Jika kita tidak dapat berlapang hati untuk menerima kenyataan yang ada, dan hanya mengedepankan emosi saja, maka kita tidak akan dapat mengendalikan keadaan. Tetapi dengan kesabaran dan kelembutan, segalanya akan menjadi lebih mudah untuk dipecahkan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, lepaskanlah semua kepahitan yang mengikat diriku selama ini, karena kepahitan itulah yang membuat aku cepat emosi dengan meledak-ledak. Amin. (Dod).