Bacaan: Kisah Para Rasul 19:9-25.
Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?” (Kisah Para Rasul 19:21).
Renungan:
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, kalau kita perhatikan nats bacaan Kitab Suci pagi ini dengan saksama, kita dpat mengetahui kisah hidup Saulus. Dari seorang yang berkobar-kobar ingin menjadi pemburu, penganiaya dan pembunuh para pengikut dan murid Yesus, berubah sebaliknya menjadi orang yang berkobar-kobar memberikan seluruh hidupnya untuk pekabaran Injil Yesus. Saulus berganti nama menjadi Paulus sebagai tanda pertobatannya.
Pertobatan Saulus bermula dalam perjalanannya menuju Damsyik setelah mendapatkan amanat dari iman besar di Yerusalem untuk memburu dan menghabisi para pengikut ajaran Yesus yang mulai bertambah banyak dan menyebar dari Yerusalem ke seluruh penjuru dunia.
Di tengah perjalanan mendekati Damsyik, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelililingi Saulus. Ia rebah dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Itulah penglihatan yang dialami Saulus, dan membuat dirinya menjadi tidak bisa melihat. Ia ditemui sendiri oleh Yesus dalam rupa sinar cahaya yang membutakan dan suara nyaring yang menjadi awal Saulus menerima pertobatan dan justru menjadi percaya kepada Tuhan Yesus.
Melalui Ananias teman Saulus, firman Tuhan berkata; “Pergilah ke jalan yang lurus, dan carilah di rumah Yudas, seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa.” Lalu Ananias masuk ke rumah tersebut bertemu Saulus dan menumpangkan tangannya ke atasnya supa ia dapay melihat kembali. Kemudian Saulus dibaptis, dan setelah makan pulihlah kekuatannya.
Saulus tinggal beberapa hari bersma-sama para murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadah dan mengatakan Yesus adlah anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau mebinasakan orang yang mengikut Yesus? Dan bukankah dia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan iman-iman kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena membuktikan Yesus adalah Mesias.
Bagian dari Kisah Para Rasul ini juga menjelaskan sekilas tentang jemaat mula-mula yang waktu itu belum memiliki nama. Orang menyebutknya para pengikut-Nya sebagai jalan Tuhan, atau saudara-saudara atau “Sekte Nasrani” yang anggotanya hidup dalam ketakutan, kalau ditangkap dan dianiaya.
Di dalam hati orang kristem mula-mula tidak ada yang lebih ditakuti selain seorang yang bernama Saulus. Ia bahkan ikut ambil bagian dalam pelaksanaan hukuman mati Stefanus. Namun demikian, terjadilah perubahan yang ajaib di jalan menuju Damaskus. Dalam suatu gerakan yang dramatis, Allah melangkah masuk dan wlaupun sangat kecil kemungkinannya, dan memilih seorang penindas bernama Saulus menjadi bertobat dan kemudian menjadi bagian dari para Rasul yang memimpin jemaat pada waktu itu.
Dalam empat perjalanan besar yang dilakukan Paulus, ia membawa kabar injil mengitari pantai-pantai Laut Tengah,. Selama dalam perjalanan itu, ia juga menulis setengah dari seluruh kitab dalam Perjanjian Baru. Dengan demikian, Paulus turut meletakkan sendi-sendi teologi Kristen. Dari kisah ini, kita mendapatkan keterangan bahwa Paulus menjadi orang yang paling mendadak dan menyeluruh pertobatannya dalam sejarah manusia.
Doa:
Bapa di sorga, ajari aku untuk berani melangkah menjalankan amanat agung dariMu yang Kau perintahkan bagi setiap kami. Dalam nama Yesus, aku berdoa. Amin. (Naryati – Grogol).