Bacaan: 1 Tawarikh 21:1-17; 1 Yohanes 2:1-2.
Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih. (1 Tawarikh 21:11).
Renungan:
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, ada pepatah mengatakan, “Bagai makan buah simalakama, dimakan mati ibu, tak dimakan mati bapak.” Menurut Yus Badudu dalam buku Kamus Peribahasa, ada dua arti dari kalimat tersebut. Pertama, berdasarkan arti sebenarnya, konon simalakama berasal dari kata mala dan karma atau nasib jahat. Sehingga memakan buah itu akan mendatangkan bahaya. Kedua, peribahasa itu adalah perumpamaan dari seseorang yang dihadapkan pilihan berat karena semua membawa celaka.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, bacaan kita pagi ini (I Tawarikh 21:1-17) mengisahkan tentang arogansi Raja Daud memerintahkan kepada Yoab dan para pemuka rakyat untuk menghitung jumlah rakyat Israel dari keturunan Bersyeba sampai Dan. Tujuannya adalah untuk mengetahui orang-orang yang mampu berperang untuk mengalahkan kerajaan atau bangsa lain agar ia (Daud) semakin kuat dan terkenal, tetapi rencana tersebut tidak diperkenankan Tuhan. “Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel” (1 Tawarikh 21:7)
Menyadari bahwa rencana Daud tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka dia menyesal dan memohon ampun. Penyesalan dan permohonan ampun tersebut ditanggapi Tuhan dengan harus memilih satu dari tiga pilihan yang sulit karena ketiga-tiganya mengandung resiko yang fatal. Bagai makan buah simalakama. Sangat sulit. Dan benar yang terjadi, TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang. (1 Tawarikh 21:14)
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, pernahkah kita juga mengalami masalah yang sulit dan semua mengandung resiko? Apa yang kita lakukan? Berdiam diri atau melarikan diri, atau berani mengambil resiko? Semua ada konsekuensinya. Jika saat ini gereja kita harus memilih dan menetapkan pilihan yang tepat untuk calon anggota Majelis, karena berbagai hal yang harus dipertimbangkan, bukan berarti kita juga seperti makan buah simalakama, tidak tahu harus memilih yang mana, tetapi kita harus memilih secara tepat agar pilihan yang kita ambil akan mendatangkan berkat.
Mari kita memohon pertolongan Tuhan, walaupun pilihan kita itu sulit, dengan melihat berbagai pertimbangan, maka kita dapat menetapkan pilihan dengan tepat, karena kita percaya, “… kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil” (1 Yohanes 2:1b). Tuhan akan menolong kita untuk memilih secara tepat.
Doa:
Tugan Allah Bapa yang bertahta di surga, terkadang kami terjebak dalam situasi sulit dan kami tidak tahu harus berbuat apa, tetapi kami percaya, bahwa atas perkenan dan pertolongan Tuhan, semua akan terselesaikan dengan baik. Kami berserah kepada-Mu atas semua rencana kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Tim Adminweb).