Bacaan: Kejadian 12:10-20, Ibrani 5:1-6
“Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.” (Kejadian 12:13).
Renungan:
Strategi adalah rencana menyeluruh dan terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu, memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Strategi juga dapat diartikan sebagai tindakan menyesuaikan diri terhadap situasi lingkungan yang dinamis.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, hari ini kita belajar dari Abraham tentang strategi yang dilakukannya dalam memperjuangkan hidup di negeri asing “Mesir”. Saat negerinya dilanda bencana kelaparan, banyak orang termasuk Abraham harus pergi ke negara lain untuk bertahan hidup. Mereka rela menjadi pekerja migran, sebagai pekerja apapun yang penting dapat bertahan hidup. Sebagai buruh bangunan, buruh perkebunan, ART, dan lain-lain.
Ketika memutuskan pergi ke Mesir, Abraham tahu persis kebiasaan bangsa Mesir: jika ada perempuan cantik (cuantik: saking cantiknya) maka rakyat/pejabat kerajaan selalu memberitahukan kepada Raja Firaun, dan jika berkenan, maka raja akan mengambil si cantik itu menjadi istrinya. Jika Abraham jujur bahwa Sarai adalah istrinya, pasti Abraham dibunuh agar istrinya dijadikan istri raja, maka Abraham berpesan kepada istrinya agar setiap ditanya orang Mesir: Sarai adalah adiknya. Strategi yang tepat.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, ternyata, strategi yang tepat dan berhasil sesuai ukuran manusia, belum tentu benar di mata Tuhan. Sarai mengaku sebagai adik Abraham, ia diambil menjadi istri raja Mesir tanpa ada korban jiwa, bahkan Abraham mendapat perlakuan yang terhormat dan pemberian yang banyak, tetapi tidak menjadi perkenan Tuhan. Tuhan menjatuhkan tulah kepada Raja Firaun dan seisi istananya, strategi terbongkar dan mereka (Abraham-Sarai) diusir dari Mesir.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, dalam Ibrani 5:1-6 mengajarkan kepada kita tentang persyaratan menjadi IMAM dalam rumah ibadah. Seorang imam bertugas untuk mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Seorang imam harus menyampaikan doa kepada Allah dengan cara yang benar. “Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,” (Ibrani 5:2) Seorang imam harus paham maksud seseorang memberikan persembahan: maksud yang baik atau maksud yang jahat.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, mari kita melihat ke diri kita, apakah dalam setiap melakukan pekerjaan, kita menggunakan strategi yang tepat dan benar di mata Tuhan?
- Belajar dari Abraham, kadangkala kita bekerja dengan “mencari aman”, tidak mau menanggung akibat yang muncul.
- Belajar dari seorang imam, kita harus memahami bahwa orang yang kita layani atau orang yang kita ajak bekerja sama ada orang yang mempunyai niat terselubung (jahat) sehingga kita juga harus jeli.
- Belajar dari Tuhan Yesus, kita harus tetap berpegang pada kebenaran Tuhan, walaupun kadangkala ada efek yang tidak mengenakkan bahkan merugikan kita.
Walaupun ada pepatah: “Banyak jalan menuju Roma”, tetapi kita harus menyusun strategi yang tepat dan sesuai dengan kebenaran Tuhan. Tuhan memberkati.
Doa:
Tuhan, mampukan kami untuk dapat mengendalikan hati kami, sehingga kami dapat melakukan pekerjaan dengan tepat dan benar di hadapan Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Tim Adminweb / Egn. Sugeng).