Anak-anak Terang

Bacaan: Efesus 5:1-20.

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.(Efesus 5:8-10).

Renungan:

Ada lagu sederhana yang ditembangkan pada waktu Sekolah Minggu jaman dahulu yang rasanya masih terngiang-ngiang hingga saat ini. Judulnya Yesus Berpesan, yang lirik lengkap bait pertamanya sebagai berikut:

Yesus berpesan: Dalam malam g’lap kamu harus jadi
lilin gemerlap; anak masing-masing di sekitarnya,
dalam dunia ini bersinarlah!

Saudaraku terkasih, bacaan leksionari pagi ini dan tembang Sekolah Minggu tersebut mengingatkan kita agar hidup menjadi anak-anak terang. Pesan Rasul Paulus yang awalnya ditujukan kepada jemaat di Efesus ini telah menjadi surat terbuka kepada sesiapapun yang telah menjadi pengikut Kristus agar senantiasa hidup sebagai anak-anak terang.

Menjadi anak-anak terang bukan sekadar kita berbangga hati atau merasa berbeda dengan orang-orang lain yang belum atau tidak mengenal Kristus, bukan pula sebagai sebutan atau cap sehingga kita menjadi jumawa. Tetapi menjadi anak-anak terang sesungguhnya adalah berperilaku hidup yang mampu menjadi berkat dan menerangi kegelapan yang masih ada di sekeliling kita.

Berperilaku hidup menjadi anak-anak terang bukan tertuju kepada gebyar dan gemerlap bagus atau indahnya pakaian dan perhiasan yang kita kenakan, tetapi pada perilaku atau tindakan hidup kita yang membawa sukacita, keselamatan, keadilan, kebenaran, dan kesejahteraan bagi semua orang di sekeliling kita.

Berperilaku hidup menjadi anak-anak terang juga berani meninggalkan kegelapan dan kekotoran pikiran, menanggalkan sikap dan perilaku hidup yang tidak menjadi perkenan dan kehendak Tuhan Sang Sumber Terang Hidup. Mari senantiasa menjadi anak-anak terang dalam setiap pikiran, perkataan dan tindakan kita.

Doa:

Terima kasih Tuhan atas kemurahan dan berkah-Mu sehingga kami boleh disebut sebagai anak-anak terang. Kami bersyukur terus diingatkan bahwa sebutan tersebut menjadi bermakna indah pada saat kami mampu mewujudkan dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Mampukanlah Tuhan agar kami rendah hati dan berserah diri mampu melaksanakannya. Amin. (Tim Adminweb/Joko Yanuwidiasta).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *