Bacaan: 1 Petrus 4:7-11.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (1 Petrus 4:8).
Renungan:
Mari awali renungan ini dengan menyanyikan Kidung Pasamuwan Jawi (KPJ) 346A berjudul “Ndedonga lan Makarya” bait pertama. Berikut liriknya:
“Ndedonga lan makarya kanthi trusing driya, mbabarken sihing Gusti mring sagung sesami, murih tentrem raharja sumrambah sadonya. Asmanya Kang Mamulya pinuji slaminya.
Hampir semua dari kita pasti mengetahui lagu atau kidung ini, dan KPJ 346A ini menggambarkan pesan yang disampaikan Rasul Petrus dalam suratnya yang kita telah kita baca.
“Kesudahan segala sesuatu” tidak berarti kiamat atau akhir dunia akan terjadi dalam hitungan hari, tapi menunjuk bahwa sejarah dunia sudah sampai di puncak setelah Kristus datang, wafat, dan bangkit, kemudian naik ke surga. Kalimat itu tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti jemaat, melainkan mengajak jemaat menyadari bahwa hidup ini sesungguhnya singkat dan bila tidak dijalani dengan kesungguhan juga ketaatan pada Kristus, tidak akan membawa pada damai sejahtera. Oleh karena itu, Rasul Petrus menasihatkan untuk berdoa (ayat 7) dan bekerja mewujudkan kasih (ayat 8-11).
Doa dan kasih yang nyata menolong kita untuk menjaga relasi yang baik antara kita dengan Allah, dan antara kita dengan sesama. Keduanya tidak boleh dipisahkan. Doa tanpa kasih akan membuat iman kita kering, hanya berhenti pada kata-kata, dan rentan menjadi formalitas rutinitas semata. Sementara kasih yang tidak berakar dalam doa, akan mudah layu, rentan kehilangan ketulusan karena hanya bersandar pada kemampuan manusia, dan akhirnya mengecewakan. Rasul Petrus menegaskan bahwa kasih yang sejati mampu “menutupi banyak dosa”, artinya bukan mengampuni dosa seperti Kristus, tetapi kasih membuat kita rela mengampuni, menanggung kelemahan orang lain, dan menjaga relasi tetap utuh. Kasih itu diwujudkan dalam keramahtamahan yang tulus, pelayanan yang setia, dan apa saja sesuai dengan karunia yang Tuhan beri, semua untuk satu tujuan: supaya Allah dimuliakan.
Oleh sebab itu, marilah kita menjalani hari ini termasuk hari-hari yang akan datang, dengan keseimbangan antara doa yang sungguh-sungguh dan kasih yang nyata. Biarlah setiap doa kita terwujud dalam tindakan kasih yang nyata, dan setiap wujud kasih kita berakar dalam doa yang sungguh kepada Tuhan Yesus. Dengan demikian, hidup kita bukan saja bermakna, tetapi juga menjadi kesaksian yang memuliakan Allah. Inilah hidup orang Kristen. Amin.
Doa:
Dimuliakanlah Engkau ya Allah kami, sekarang dan sepanjang masa. Kami bersyukur atas kemurahan-Mu yang terus mengalir dalam hidup kami. Firman-Mu telah mengingatkan kami menyadari bahwa hidup ini singkat, tetapi justru karena itu kami harus menjalaninya dengan kesungguhan dan ketaatan kepada-Mu. Mampukanlah kami untuk setia berdoa dan bekerja, bukan hanya agar hidup kami bermakna juga berguna, melainkan terutama demi memuliakan nama-Mu. Di dalam Kristus Yesus Tuhan kami, kami berdoa. Amin. (Daniel Bimantara – Kulwo).