Setiap Kita Menjadi Utusan-Nya

Bacaan: Lukas 9:1-6

Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang. (Luk 9:1-2)

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saudaraku terkasih, bacaan Injil pagi ini menceritakan kisah pertama Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk mewakili Dia dalam kata-kata dan perbuatan. Perintah yang diberikan kepada kedua belas orang itu, menurut ayat-ayat paralelnya pada Injil Matius, ialah pergi kepada “domba-domba yang hilang dari umat Israel” (lihat Mat 10:6). Namun setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengubah jangkauan pelayanan itu hingga meliputi segala bangsa, dalam suatu perintah yang harus berlangsung “sampai kepada akhir zaman” (lihat Mat 28:18-20; Mr 16:15-20).

Para penulis Injil menjelaskan, bahwa perintah Yesus untuk memberitakan Kerajaan Allah jarang disampaikan terpisah dari perintah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan. Allah menghendaki agar pemberitaan Injil masa kini disertai dengan bukti nyata bahwa Roh dan kuasa yang sama mampu mengatasi godaan dan tantangan roh jahat yang menawarkan aneka kenikmatan pada hari-hari ini dan di dunia masa kini.

Bacaan pagi ini juga mengingatkan kita baik sebagai gereja maupun sebagai umatNya pada masa masa kini untuk tidak terjebak dengan membandingkan gereja kita dengan gereja lainnya, melainkan hendaknya kita menakar ulang kembali apa yang telah kita lakukan selaku utusan-Nya dan pola pengutusan yang diberikan Yesus kepada para muridNya menurut kitab Injil ini. Apakah kita sedang mempersaksikan dan menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah seperti yang dilakukan orang Kristen yang mula-mula? Jika tidak, mengapa?

Saudaraku terkasih, Yesus menegaskan bahwa setiap kita adalah utusan-Nya. Apapun yang kita ucapkan dan kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan bukti atau tanda-tanda dari kehadiran Kerajaan Allah dalam dunia ini. Maka dari itu, dalam masa Adven dan Natal ini, kita diperingatkan agar kita layak dan pantas menjadi utusan-Nya dalam dunia.

Selagi masih bisa bernafas, maka tidak ada kata terlambat untuk selalu memeriksa diri dan memperbaiki diri menjadi murid-Nya yang bertanggung jawab. Karena setiap pemikiran, ucapan dan tindakan kita adalah bukti nyata dan cermin bagaimana kita menjadi utusan-Nya.

Doa:

Tuhan Yesus, mampukanlah dan kuatkanlah agar kami dapat menjadi murid dan utusan-Mu yang bertanggung jawab. Menjadi murid dan utusan-Mu yang layak dan berkenan kepada-Mu. Amin. (JJW – Kulwo).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *