Bacaan: Matius 21:28-32.
Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (Matius 21:29).
Renungan:
Yes-man” adalah sebutan untuk seseorang yang selalu mengatakan “ya” pada setiap permintaan, sering kali karena tidak mampu menolak, takut, atau ingin menyenangkan orang lain.
Dalam rapat koordinasi jajaran rektorat dengan fakultas di salah satu universitas, seorang wakil dari fakultas “X” menyampaikan program dan permintaan sarana dan prasarana (sar-pras) yang harus disediakan agar programnya berhasil. Menanggapi hal itu pimpinan rektorat berjanji akan mengerjakannya. Setelah rapat selesai, Rektor meminta agar jajarannya tetap tinggal, lalu Rektor berkata: “Jika ada permintaan seperti tadi, jawab saja ‘siap pak’ (yes-man), tetapi jangan kalian kerjakan, biar nggak ribut!” Karakteristik ini sering ditemui di lingkungan kerja, di mana seorang “yes-man” akan selalu menyetujui ide atau permintaan, bahkan jika mereka sebenarnya tidak setuju.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, jika kita menyandingkan ceritera di atas dengan perikop Alkitab yang kita baca hari ini sepertinya ada sedikit persamaan, yaitu menyanggupi suatu perintah atau permintaan, tetapi tidak melaksanakan. Perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus memberikan pengertian bahwa orang Farisi dan Ahli Taurat menganggap dirinya sebagai orang yang patuh dan setia kepada hukum Taurat, tetapi tidak dapat melakukannya. Sebaliknya pemungut cukai dan perempuan nakal menjadi menyesali perbuatannya (bertobat) setelah mendengar ajaran kebenaran dari Tuhan Yesus.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, seperti apakah tanggapan kita setelah menerima ajaran Tuhan Yesus dan menjadi percaya? Apakah menjadi seorang ‘yes-man’ yang tulus dan setia kepada Tuhan, atau seorang ‘yes-man’ yang pura-pura agar mendapat pujian dari orang lain?
Tuhan Yesus memerintahkan kepada kita, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Matius 5:37). Kita diharapkan menjadi orang yang konsekuen, tidak mencla mencle.
Doa:
Tuhan, kami menyadari terkadang kami tidak mempunyai pendirian yang teguh, mudah ragu dan mudah terpengaruh sehingga kami tidak setia kepada perintahMu. Ampuni kami Tuhan dan mampukanlah agar kami menjadi murid Tuhan yang setia dan tidak mudah goyah. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin (Tim Adminweb/EGS – Ngringin).






