Bangsa Terpilih

Bacaan: Roma 9:1-9.

“…  dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: “Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.” Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.(Roma 9:7-8).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Masyarakat Jawa meskipun sudah tidak memakai sistem nama marga (family name) tetap berupaya melestarikan kerukunan antar sanak-keluarga yang sedarah dengan cara mengadakan paguyuban trah-tumerah atau pertemuan trah atau bahkan ada yang dengan arisan trah. Pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan berkala itu dimaksudkan untuk menjaga persaudaraan, kerukunan, dan juga nilai-nilai kehidupan yang menjadi pedoman pokok anggota perkumpulan trah-tumerah tersebut.

Bacaan dari Kitab Roma pagi ini juga menceritakan tentang umat Israel sebagai bangsa terpilih. Umat terpilih sebagai bangsa yang dicintai Allah dalam perjalanan kehidupannya, meskipun lebih sering mbalelo atau memberontak. Bangsa Israel semula berawal dari anak keturunan Bapa Abraham yang diperintah Tuhan untuk keluar dari Ur-Kasdim kemudian diberikan tanah Kanaan sebagai tanah perjanjian.

Saudaraku terkasih, dari bacaan Kitab Roma pagi ini, Rasul Paulus menegaskan, bahwa sudah menjadi tidak terhitung jumlahnya keturunan Abraham. Ditegaskan pula bahwa yang berasal dari Ishak yang akan disebut alur keturunan kita umat percaya. Lantas, apa maknanya? Nama Ishak atau Israel bukan saja merujuk kepada nama sebuah bangsa, bukan pula anak-anak keturunan menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar (ayat 7-8).

Karena itu, kita orang percaya adalah menjadi anak-anak perjanjian, menjadi anak keturunan yang benar. Menjadi anak keturunan yang benar berarti setia dan senantiasa menjaga persaudaraan, kerukunan, dan juga mengamalkan nilai-nilai kehidupan yang baik dan benar dalam laku hidupnya.

Doa:

Tuhan Allah Bapa sorgawi, terima kasih atas anugerah-Mu sehingga kami beroleh sebutan umat pilihan-Mu. Kami menyadari bahwa sebutan indah ini tidak boleh membuat kami jumawa dan lupa diri. Tetapi berisi tanggung jawab besar bahwa kami mesti hidup seturut dengan kehendak-Mu. Mohon belas kasih-Mu agar kami mampu menjaga tanggung jawab ini. Amin. (Tim Adminweb/Joko Y).

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *